7 March, 2025
FT UNS - Mahasiswa Teknik Kimia Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) terus berperan aktif dalam pengembangan energi berkelanjutan kali ini melalui Program Desa Energi Berdikari (DEB) yang kini memasuki tahun kedua. Program yang dilaksanakan oleh para penerima Beasiswa Pertamina Sobat Bumi di UNS ini diawali dengan sosialisasi yang digelar di Balai Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali (25/2/2025). Dipimpin oleh Muhammad Tegar Hidayat, mahasiswa Teknik Kimia selaku Ketua Tim DEB 2024, sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan pengembangan program DEB serta memperluas dampaknya bagi masyarakat. Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk Direktur Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni UNS, mentor DEB, Kepala Desa Sobokerto beserta jajarannya, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali, kelompok masyarakat, serta aktivis lingkungan.
Dalam pemaparannya, Tegar menjelaskan bahwa keberhasilan DEB tahun pertama telah diwujudkan melalui tiga pilar utama, yakni energi, ekonomi, dan edukasi. Pilar energi direalisasikan melalui pembangunan Biogas Digester, sementara sektor ekonomi dikembangkan melalui budidaya maggot dan ikan edukasi sebagai solusi pengelolaan sampah organik. Program Gemar Makan Ikan juga berhasil mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya konsumsi ikan sebagai bagian dari pola hidup sehat dan berkelanjutan. Di tahun kedua ini, DEB mengalami transformasi besar dengan tiga fokus utama.
“Di tahun ini, program DEB bertransformasi dan bergerak progresif yang mencakup 3 bidang. Pertama, bidang energi baru dan terbarukan dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang bertujuan mengurangi biaya operasional listrik di kandang ayam dan maggot. Selain itu, dilakukan perbaikan digester biogas, termasuk penambahan alat mixer pada bak inlet digester untuk mempermudah pencampuran kotoran hewan dengan air, sehingga meningkatkan efisiensi proses produksi biogas. Program ini juga mencakup perluasan jaringan biogas ke rumah-rumah warga sekitar agar energi terbarukan ini dapat dimanfaatkan lebih luas oleh masyarakat setempat.” Terang Tegar
Ia menambahan bidang pemberdayaan ekonomi juga dilakukan melalui perluasan tempat budidaya maggot dengan membangun kandang khusus untuk telur Black Soldier Fly (BSF) agar produksi lebih optimal. Selain itu, legalitas kelompok masyarakat Pokdakan Tunas Muda Sejahtera I diperkuat agar memiliki status hukum resmi untuk mendukung keberlanjutan program. Produksi pupuk organik kaya NPK dan maggot juga terus ditingkatkan, dengan pemasaran melalui bazar di Boyolali serta promosi di media sosial guna memperluas jangkauan pemasaran dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Program ini juga menyasar bidang edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat juga menjadi perhatian utama. Penguatan edukasi mengenai pemanfaatan PLTS sebagai sumber energi bersih dilakukan untuk menghemat listrik, meningkatkan keterampilan pengelolaan Energi Baru Terbarukan (EBT), serta menciptakan peternakan yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, dilakukan pelatihan pengolahan limbah seperti slurry biogas, kotoran ayam, dan kasgot menjadi pupuk organik yang dapat menjadi solusi pengelolaan limbah yang lebih efektif. Kampanye kesadaran lingkungan juga terus digencarkan, termasuk ajakan untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis guna mendukung keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain Tegar, Ilham Dwi Rahayu, mahasiswa FT UNS lainnya, turut berperan aktif dalam sosialisasi ini dengan menjelaskan mekanisme dan sistem kerja PLTS. Ilham memaparkan berbagai keunggulan PLTS, termasuk penghematan biaya listrik hingga empat kali lipat dibandingkan listrik konvensional. Sebagai contoh, untuk rumah tangga dengan daya 1.300 VA yang menggunakan energi sebesar 400 kWh/bulan dengan tarif Rp1.440/kWh, maka biaya listrik yang dikeluarkan bisa mencapai Rp576.000/bulan. Namun, dengan teknologi panel surya, konsumsi listrik bisa ditekan hingga 300 kWh/bulan, sehingga pengeluaran listrik berkurang secara signifikan.
“Meskipun biaya awal pemasangan PLTS tergolong tinggi, ini akan menjadi investasi yang memiliki manfaat jangka panjang yang besar, baik dalam efisiensi ekonomi maupun kelestarian lingkungan.” Jelas Ilham.
Sosialisasi ini semakin menarik dengan adanya sesi kuis interaktif, di mana peserta yang aktif bertanya dan memberikan tanggapan mendapatkan hadiah menarik dari panitia. Sebagai mentor DEB, Dr. Ayu Intan Sari, S.Pt., M.Sc., menyampaikan harapannya agar program ini tidak hanya menjadi proyek temporer, tetapi terus berlanjut dan berkembang sebagai solusi inovatif dalam pengelolaan energi, ekonomi, dan edukasi masyarakat Desa Sobokerto.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Desa Sobokerto juga menuturkan apresiasinya atas inisiatif mahasiswa pada program DEB ini dalam membawa inovasi teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia berharap program DEB terus berjalan dan semakin berdampak positif bagi desa. Dengan semangat mahasiswa UNS yang penuh inovasi dan kepedulian terhadap lingkungan, Program Desa Energi Berdikari diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam mengembangkan energi terbarukan secara mandiri dan berkelanjutan.
Humas FT - Werna