Sidang Senat Terbuka UNS, Guru Besar Baru Teknik Mesin FT Sampaikan Peran Ilmu Termofluida

17 December, 2021

FT UNS - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta telah menyelenggarakan Sidang Senat Terbuka pada Rabu (15-12-2021) secara luring di Auditorium Gusti Pangeran Haryo GPH Haryo Mataram SH dan daring melalui zoom meeting room sekaligus Youtube @unsofficial. Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum, dalam sambutannya berharap agar guru besar baru yang telah dikukuhkan dapat menjalankan kewajibannya untuk membagikan ilmu demi kemaslahatan.

“Dengan penambahan 4 guru besar ini maka secara keseluruhan guru besar di Universitas Sebelas Maret sudah ada 244 guru besar, di mana 135 adalah guru besar aktif. Saya berharap dengan bertambahnya empat guru besar baru ini menjadikan semangat dosen lain untuk berubah dari lektor kepala menuju ke guru besar. Setidaknya empat guru besar ini mempunyai kewajiban yang pertama membagi ilmu yang dikuasai untuk kepentingan kemaslahatan. Empat guru besar baru juga sudah menyampaikan pidato-pidatonya, saya sangat berharap bisa diterapkan di dalam kemasyarakatan,” ungkap Rektor UNS.

Dari empat guru besar baru yang dikukuhkan, satu di antaranya ialah Prof. Ir. Agung Tri Wijayanta, S.T., M.Eng., Ph.D. sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin yang ke-19 di Fakultas Teknik (FT) dan Guru Besar ke-242 di UNS. Pidato yang disampaikan mengenai “Peran Ilmu Termofluida alam Tingkatkan Performa Termal Menuju Hemat Energi Berwawasan Lingkungan”. ”Di Indonesia, peningkatan konsumsi energi juga terjadi. Semakin masif pertumbuhan ekonomi dan membaiknya infrastruktur, semakin tinggi intensitas penggunaan energi. Pemerintah telah mengatur peranan energi bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan ketahanan nasional melalui banyak kebijakan agar energi dikelola berdasarkan asas kemanfaatan, rasionalitas, dan memperhatikan pelestarian lingkungan hidup. Oleh karena itu, pengembangan peran ilmu termofluida yang mengkaji  aliran fluida, khususnya yang mencakup kandungan energi dan transpornya dalam aliran tersebut, dengan mempertimbangkan juga keberlanjutan yang ramah lingkungan menjadi sangat penting,” tutur Prof. Ir. Agung Tri Wijayanta, S.T., M.Eng., Ph.D.

Sejak tahun 2016, Prof. Ir. Agung Tri Wijayanta, S.T., M.Eng., Ph.D., pemilik ID Scopus 16641219300 (https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=16641219300) ini, bersama dengan Research Group Sustainable Thermofluids Program Studi Teknik Mesin dan secara komprehensif mengembangkan efisiensi pemakaian energi yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan perpindahan kalor dan juga mekanika fluida. Dalam pidatonya ia menjelaskan bahwa perubahan suhu adalah bagian penting transfer energi oleh pergerakan fluida kerja (working fluid) pada siklus termodinamika. Dalam proses industri, selalu ada perubahan suhu. Agar performa termal pada penukar kalor menjadi baik, usaha perlu dilakukan, agar berkontribusi pada penghematan energi, dan kemudahan untuk menentukan fluida kerja, sebagai refrigeran misalnya, yang ramah lingkungan.

Dari sudut pandang energi global dan pertimbangan lingkungan, CO2 dianggap sebagai refrigeran yang dianggap hampir tidak berimpak ke lingkungan. Karena siklus CO2 beroperasi dekat dengan kondisi kritis, maka perlu metode alternatif untuk memprediksi distribusi aliran di  alat penukar kalor. Prof. Agung juga melaporkan bahwa pola aliran fluida itu spesifik yang sangat tergantung pada fluida kerja. “Peta pola aliran dua-fase barunya memperbaiki peta sebelumnya. Peta sebelumnya berdasar pada fluida air. Namun, sering digunakan untuk memprediksi berbagai fluida kerja bukan air. Peta baru ini tidak menjadikan air menjadi diabaikan. Namun, fenomena water boiling tetap menarik untuk dikaji, apalagi jika untuk geometri unik , atau kondisi operasi pun di sekitar kritis. Peta pola aliran ini juga menjadi acuan baru dalam kajian tentang fenomena di area aliran transisi yang berada di antara laminar dan turbulen,” tambahnya.  Sumbangan pemikiran Prof Agung ini, menjadikan peta pola aliran tersebut telah berhasil menjadi rujukan International Institute of Refrigeration (IIR) dalam kajian menentukan operasi siklus untuk refigeran baru yang ramah lingkungan, terutama untuk refrigeran campuran dari berbagai fluida.

Prof. Agung menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam mengembangkan peran ilmu termofluida untuk mampu menjadi salah satu usaha penghematan energi yang juga menjaga kelangsungan sustainable energy berwawasan lingkungan. Pada masa pandemi Covid-19, usaha ini diharapkan pula menjadi salah satu kunci, untuk tercapainya optimisme Sustainable Development Goals (SDGs) di tahun 2030, guna bisa mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. HUMAs FT/ FAT. Editor/ KNH