Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Teknik Sipil FT UNS kembali Luluskan Doktor Baru

2 August, 2024

FT UNS – Program Studi (Prodi) Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar sidang terbuka untuk promosi Doktor Ilmu Teknik Sipil FT UNS. Edy Purwanto yang sebagai promovendus dapat mempertahankan disertasinya dihadapan para dewan penguji. Disertasinya tersebut berjudul “Perkuatan Hubungan Balok Kolom Bangunan Non-Teknis (Non-Engineered Building) Dengan Pelat Baja Untuk Meningkatkan Kinerja Seismik”. Promosi doktor tersebut bertempat di Ruang Multimedia Gedung IV FT UNS, Selasa (30/7/2024).

Ia menyelesaikan disertasi tersebut di bawah bimbingan Prof. Stefanus Adi Kristiawan, S.T., M.Sc., Ph.D selaku promotor, Dr. Senot Sangadji, S.T., M.T. selaku co-promotor 1; dan Dr. Eng. Halwan Alfisa Saifullah, S.T., M.T. selaku co-promotor 2.

Bertindak sebagai ketua penguji adalah Dr. techn. Ir. Sholihin As’ad, M.T. dengan tiga anggota tim penguji, yaitu Prof. Dr. Ir. AM. Ade Lisantono, M.Eng. (Universitas Atma Jaya Yogyakarta); ; Dr. Achmad Basuki, S.T., M.T. (UNS); dan Dr. Endah Safitri, S.T., M.T. (UNS).

Sebagian besar wilayah Indonesia berada di daerah rawan gempa, yang menjadi dasar penelitian ini. Di Indonesia, gempa bumi menyebabkan banyak kerusakan, terutama rumah. Rumah-rumah ini rusak karena tidak memenuhi persyaratan teknis untuk bangunan yang harus dianggap tahan gempa. Rumah non-teknis Non-Engineered Building (NEB) dapat mengalami kerusakan karena terlepasnya antar elemen bangunan, terutama balok dan kolom. Panjang penyaluran yang tidak cukup atau ikatan yang tidak kuat antara balok dan kolom dapat menyebabkan kerusakan pada bagian pertemuan balok kolom.

Pada bangunan teknis (engineered building) telah banyak diterapkan perkuatan dengan bahan Carbon-Fibre-Reinforced-Polymer (CFRP), Glass-Fibre-Reinforced-Polymer (GFRP), Textile reinforced concrete (TRC) maupun steel (baja). Perkuatan pada bangunan NEB masih belum banyak dilakukan perkuatan, sehingga pada penelitian ini dilakukan usaha perkuatan dengan pelat baja. Pelat baja dijadikan bahan perkuatan pada NEB karena mempunyai efektifitas dan efisiensi yang cukup baik seperti material perkuatan pada bangunan teknis, yaitu CFRP.

“Survey terhadap mutu bahan dan pelaksanaan pada NEB dilakukan di wilayah Surakarta (Solo Raya) dan Kabupaten Pacitan,” Jelas Edy.

Selanjutnya, sebagai sampel pertama penelitian, informasi tentang mutu beton ditemukan. Hasil survei menunjukkan bahwa mutu beton sebagian besar di bawah standar, yaitu kurang dari 10 MPa dari 21 MPa yang diperlukan untuk struktur tahan gempa.

Kedua, rincian tulangan yang tidak memenuhi syarat teknis, seperti jenis tulangan (polos atau ulir), jumlah tulangan (dengan rasio penulangan yang rendah), panjang penyaluran, dan angker pada sambungan balok dan kolom yang tidak memenuhi persyaratan. Ketiga, pelaksana lapangan biasanya tidak mendapatkan pelatihan yang cukup tentang bangunan tahan gempa, yang mengakibatkan kualitas pelaksanaan lapangan yang buruk.

Studi tersebut menemukan bahwa bangunan non-teknis (Non-Engineered Buildings (NEB) di hunian masyarakat rata-rata mengalami kerentanan terhadap bahaya gempa bumi karena kualitas beton bertulangnya yang buruk, baik dari segi kualitas beton maupun pengerjaannya. Di sisi lain, penelitian tersebut menemukan bahwa perkuatan elemen hubungan balok kolom pada bangunan non-teknis sangat efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kinerja seismik, kargo, dan bangunan.

Edy Purwanto dinyatakan lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,0 atau dengan predikat Sangat Memuaskan.

“Sangat mengapresiasi apa yang telah diteliti Pak Edy, semoga hasilnya dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menginspirasi prda calon doktor lainnya” Pungkas Dekan FT.

 

Humas FT-Ain.

Editor-Pratikno