30 December, 2021
FT UNS - Program Studi (Prodi) Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menyelenggarakan seminar nasional dalam Ajang Civil Week 2021 bertajuk Implementasi Artificial Intelligence sebagai Upaya Mewujudkan Sistem Transportasi Indonesia yang Berkelanjutan. Tujuan diselenggarakan kegiatan ini ialah untuk menambah wawasan mahasiswa Teknik Sipil maupun non Teknik Sipil ataupun umum tentang masalah yang sedang dihadapi atau yang dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut merupakan upaya untuk memberikan informasi mengenai bagaimana upaya Artificial Intelligence dapat dijadikan sebuah upaya untuk mewujudkan sistem transportasi Indonesia yang berkelanjutan dan memberikan informasi tentang bagaimana tanggapan dunia akademik tentang perkembangan Artificial Intelligence dalam bidang transportasi.
“Program pembangunan industri saat ini sudah memasuki era revolusi industri 4.0 dan menimbulkan dampak yang cukup besar pada perkembangan dunia konstruksi di Indonesia. Perubahan di era industri dapat membuka peluang baru yang dapat membuat dunia konstruksi semakin berkembang salah satunya adalah dalam Artificial Intelligence dunia konstruksi terutama dalam bidang transportasi. Oleh karena itu, seminar Civil Week 2021 ini mengangkat tema Implementasi Artificial Intelligence sebagai Upaya Mewujudkan Sistem Transportasi Indonesia yang Berkelanjutan,” ujar Rayhan Rifyal Herdyansyah selaku ketua Civil Week 2021 dalam sambutannya (Sabtu, (20-11-2021).
Selanjutnya, Dekan. Dr. Techn. Ir. Sholihin As'ad, M.T. dalam sambutannya menyampaikan perlunya mengkombinasikan atau mengkolaborasikan disiplin ilmu lain dengan ilmu yang sedang digeluti.
“Topik seminar ini sangat menarik Bapak/Ibu karena dalam kemajuan teknologi seperti yang kita kenal sekarang tentu saja industri 4.0 dan juga masyarakat 5.0, teknologi internet semakin maju dan juga bisa kita gunakan, manfaatkan semaksimal mungkin untuk banyak hal termasuk dalam pembenahan infrastruktur termasuk sintem transportasi. Saya menggarisbawahi saat kita waktunya kita tidak berbicara sendiri dengan persepsi masing-masing, tetapi juga membiasakan diri untuk berinteraksi dengan disiplin ilmu lain. Artificial Intelligence, ilmu komputer, internet, perlu kita kombinasikan dengan ilmu yang sekarang kita geluti,” tutur dekan FT UNS.
Kegiatan seminar berlangsung dalam dua sesi dan dimoderatori oleh Ir. Ary Setyawan, M.Sc., Ph.D. dengan narasumber pertama yakni, Marta Hardisarwono (Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat) menyampaikan materi mengenai “Potensi Penerapan Artificial Intelligence (AI)/Kecerdasan Buatan di Sektor Perhubungan Darat”. Materi yang disampaikan meliputi: dasar hukum, konsep Artificial Intelligence, Lingkup Penerapan Artificial Intelligence, dan Tantangan Penerapan Artificial Intelligence. Ia menjelaskan bahwa Artificial Intelligence di sektor industri khususnya transportasi darat, diterjemahkan sebagai sebuah metode bagaimana teknologi dapat mendukung layanan transportasi tidak hanya bagi masyarakat sebagai pengguna, tetapi juga pemerintah selaku pengambil kebijakan. Sehingga tercipta ekosistem layanan transportasi yang selamat, aman, dan nyaman, serta siklus data dan informasi yang bermanfaat sebagai dasar pengembangan transportasi darat. Ia juga menyampaikan beberapa lingkup penerapan Artificial Intelligence (AI) di sektor perhubungan darat yang terbagi dalam beberapa proses.
“Di sektor Perhubungan terbagi ke dalam proses-proses seperti Aktivitas layanan perizinan, Aktivitas pengawasan, Aktivitas operasional angkutan, dan aktivitas dukungan pengambilan kebijakan,” jelas Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tersebut.
Ia juga menjelaskan beberapa tantangan dalam penerapan AI, sama seperti halnya sistem/perangkat TIK pada umumnya, yakni perkembangan TIK yang cepat sehingga perlu dibutuhkan perencanaan pengembangan yang berkelanjutan; meski berjalan secara sistem masih diperlukan monitoring dan audit yang dilakukan oleh SDM itu sendiri, sehingga diperlukan kapabilitas SDM yang memaham; dan dalam sektor transportasi khususnya darat diperlukan penguatan koordinasi secara sistem dengan stakeholder terkait.
Selanjutnya, materi kedua disampaikan oleh Roppiq Lutzfi Azhar (PLT. Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia) dengan judul “Peran Artificial Inteligence (AI) untuk Mendukung Transformasi Digital pada KCI”. Ia menyampaikan bahwa dalam Masa Pendemi KAI Commuter Merilis New KR Access agar pengguna jasa dapat merencanakan perjalanan dengan Fasilitas: Update Jadwal, Posisi Kereta, Kepadatan Stasiun, Perubahan Jadwal, NFC untuk Cek Saldo. Menurutnya, kehadiran teknologi baru plus inovasi melahirkan berbagai peluang untuk melakukan transformasi di berbagai bidang.
Sementara itu, narasumber ketiga, Dr. Ir. Resdiansyah., ST., MT., IPM (Vice President ITS Indonesia, Senior Researcher, Center for Urban Studies, Universitas Pembangunan Jaya, dan CEO and Founder S-MUS (Smart Mobility, Smart Urban dan Smart Society) dalam materinya yang berjudul Impelementasi Artificial Intellegence (AI) dalam Tahapan Menuju Transportasi yang Berkelanjutan menyampaikan AI adalah teknologi yang mengisi mesin dengan kecerdasan manusia - mesin yang memiliki kemampuan AI dapat mengotomatiskan tugas-tugas manual dan belajar di mana saja seperti manusia. Namun demikian, terdapat tantangan utama yang dihadapi.
“Industri transportasi baru saja mulai menerapkan AI dalam tugas-tugas penting, namun keandalan dan keamanan transportasi masih dipertanyakan. Tantangan utama dalam transportasi seperti keselamatan, masalah kapasitas, polusi lingkungan, keandalan, dan lain-lain. Hal tersebut tentu memberikan peluang besar bagi inovasi AI” jelas r. Ir. Resdiansyah., ST., MT., IPM dalam materinya.
Ia menyampaikan, AI berhasil membuat dunia transportasi memasuki era yang luar biasa canggih. Ia pun memberi contoh bahwa dulunya orang-orang terobsesi pada mobil terbang yang berhasil divisualisasi secara sempurna di dalam cerita film. Namun, sebelum mobil terbang benar-benar siap dikomersialisasi, orang-orang lebih dulu dijamu dengan kehadiran self-driving car. Keberadaan AI memberikan manfaat di bidang transportasi, yang mana dapat menjawab paling sedikit empat permasalahan seprti, masalah kemacetan keselamatan penumpang, biaya pengeluaran, dan pengurangan emisi gas. AI menggunakan data untuk memprediksi keputusan dengan tepat dan telah diterapkan dalam berbagai cara di mana beberapa contohnya termasuk: keamanan publik (misalnya melacak data kejahatan secara real time), kendaraan otonom (misalnya kendaraan yang dikendalikan sendiri), keselamatan pejalan kaki (misalnya melacak jalur pejalan kaki/pengendara sepeda untuk meminimalkan kecelakaan), pola lalu lintas (misalnya penyebab keterlambatan, pengurangan kemacetan lalu lintas) dan pengambilan keputusan perusahaan (misalnya metode prediksi dan prakiraan yang akurat).
Kemudian, narusmber terakhir ialah Budi Yuliyanto, S .T, M.S C , P H D (Dosen Prodi Teknik Sipil FT UNS). Dalam paparannya yang berjudul “Respon Dunia Akademik Terhadap Perkembangan Artificial Intelligence Dalam Bidang Transportasi”, ia menjelaskan mengenai paradoks dalam transportasi, yakni transportasi merupakan satu-satunya sektor pembangunan yang memburuk seiring dengan meningkatnya perekonomian. Sementara kesehatan, pendidikan dan pekerjaan cenderung meningkat melalui pembangunan ekonomi, kemacetan lalu lintas cenderung memburuk.
Ia pun menuturkan bahwa AI (kecerdasan buatan) adalah simulasi proses kecerdasan manusia oleh mesin, terutama sistem komputer. Secara umum, sistem AI bekerja dengan menyerap sejumlah besar data, menganalisis data untuk korelasi dan pola, dan menggunakan pola ini untuk membuat prediksi tentang status masa depan. Program AI fokus pada tiga keterampilan kognitif: pembelajaran (learning), penalaran (reasoning), dan koreksi diri (self-correction). HUMAS FT/FAT. Editor/ KNH