UNS Resmi menjadi Anggota ATU-Net, Dekan FT Berharap Bisa Meneken Relasi Internasional

4 February, 2022

FT-UNS - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta telah resmi menjadi anggota Asia Technological University Network (ATU-Net). ATU-Net merupakan aliansi internasional yang bersifat strategis dan didirikan pada 9 Agustus 2016 tepatnya saat diadakannya University President Forum ke-8 di Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Johor Bahru, Malaysia. Dengan misi mendukung universitas anggota dalam mencapai kualitas pendidikan dan penelitian kelas dunia di bidang teknologi melalui kerjasama internasional, tujuan dibentuknya ATU-Net ini adalah untuk menghubungkan institusi pendidikan tinggi di ASIA yang berfokus pada bidang teknologi.

Dekan Fakultas Teknik, Dr. Techn. Ir. Sholihin As'ad, M.T. mengungkapkan, sertifkat keaggotaan ATU-Net yang diberikan kepada UNS menjelang tahun baru 2022 menjadi tanda bahwa UNS telah berkontribusi selama satu tahun sejak bergabung mulai Februari tahun 2021.
“Itu sebenarnya asosiasi perguruan tinggi perguruan tinggi yang urusannya ke teknik seperti IPB, ITS, Airlangga, dan sebagainya. Tepatnya awal tahun lalu ya kita daftar jadi anggota, karena kita ikut ya jadi akhir tahun diberikan penghargaan. Saat ini kita sudah masuk menjadi anggota dan menurut saya ini tinggal bagaimana kita berpartisipasi,” ungkap Dr. Techn. Ir. Sholihin As'ad, M.T.

Di masa pandemi beberapa kegiatan-kegiatan yang sudah diselenggarakan secara daring bersama ATU-Net misalnya, berkaitan dengan kemahasiswaan, riset, pengembangan kapasitas, perlombaan, maupun pelatihan.
“Saya berharap virtual ini bisa cepat selesai sehingga bertemunya itu secara langsung. Selama ini kegiatan yang diikuti oleh Fakultas Teknik melingkupi ranah kemahasiswaan, riset, pengembangan international office, mengikuti kuliah peningkatan kapasitas staf, perlombaan, dan pertemuan forum student. Pada pertemuan tersebut partisipan yang terlibat ialah pemimpin-pemimpin dari kampus. Cuma masalahnya sekarang kan pandemi, jadi akhirnya dua tahun ini online terus. Jadi, saya taunya pun karena online, saya ikut pertemuannya selama beberapa kali ya, waktu itu ada pertemuan dengan rektor-rektor dan beberapa lainnya,” ujar Dekan FT.

Pada Desember silam, UNS mendapat kesempatan sebagai perwakilan Indonesia menjadi keynote speaker yang diwakili oleh Ketua BEM UNS dan mahasiswa Teknik Sipil, Zaenal Arifin. Dekan FT menuturkan, kegiatan-kegiatan semacam itu penting untuk mengajak mahasiswa berpartisipasi karena ATU-Net menawarkan kuliah tentang teknologi yang nantinya bisa direkognisi SKS sesuai kesiapan prodi di Fakultas Teknik.
“Kemarin dilakukan dua kali, jadi misalnya pertemuan pertama bicara tentang energi surya dengan penyelenggara dari Jepang begitu ya, nanti pertemuan kedua bisa diisi budaya Jepang, lalu pertemuan berikutnya lagi bicara tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Jadi, menyampaikan itu dan itu bisa diakui ke SKS kalau mahasiswanya mengikuti sekitar 90% pertemuan dan lulus ujian presentasi nanti dia dapat sertifikat. Nilai itu silakan mau diakui sesuai kesiapan prodi masing-masing,” tutur Dekan FT.

Ia berharap bergabungnya UNS dalam ATU-Net bisa saling memanfaatkan, saling mengajar dan belajar, saling bercerita untuk menambah ilmu, termasuk bagaimana membangun jaringan. Selain itu, dengan semakin banyaknya relasi dari berbagai negara dan kesempatan panggung yang semakin banyak dapat melatih nyali sehingga internasionalisasi bisa lebih maksimal. Kemudian, ATU-Net juga mengadakan proyek-proyek kegiatan di mana institusi terkait bisa mengajukan proposal, bekerja sama dengan satu atau lebih universitas lain. Proyek kegiatan tersebut dapat berupa pengiriman dosen dan mahasiswa atau merubah pola belajar.
“Nah, yang demikian itu jika sesama anggota bisa saling cerita akan bisa bertambah ilmunya. Keuntungan-keuntungan itu yang kita dapatkan. Termasuk tentang bagaimana pertukaran pelajar yang lebih mudah dan gampang, kita bisa saling berbagi. Di samping itu, teman kita juga jadi banyak, sehingga bisa membangun relasi yang lebih dan diakui internasional,” tambahnya.

Sementara target ke depan yang diharapkan ialah UNS bisa mengorganisir kegiatan atau menjadi penyelenggara program ATU-Net.
“Saya berharap ini bisa kita manfaatkan semaksimal mungkin. Pertama, berkontribusi, sebenarnya target saya dua program setiap tahun di mana UNS itu aktif, artinya kita yang organize. Berbicara konteks internasionalisasi kita bukan silau, tetapi memanfaatkan di mana kita berperan di tingkat internasional itu dan di mana kita bisa berada,” ucapnya.

HUMAS FT/FAT Editor/KNH