29 June, 2021
Potensi Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Arsitektur di Masa Mendatang yang Ditinjau secara SosiologisUNS-Program Studi S-2 Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan kuliah tamu. Kegiatan tersebut berlangsung secara daring melalui kanal Youtube Fakultas Teknik UNS pada Senin (21/6/2021) dengan menghadirkan Imam B. Prasodjo sebagai pembicara dan Yosafat Winarto sebagai moderator. Dalam kuliah tamu tersebut, Prodi S-2 Aristektur mengusung tema Potensi Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Arsitektur di Masa Mendatang yang Ditinjau secara Sosiologis.
Imam B. Prasojo yang merupakan Sosiolog dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa arsitek merupakan aktor yang tidak hidup dalam sebuah kepakeman.
“Dalam pikiran, lingkungan, perilaku atau budaya di sekitar terdapat sistem, struktur, dan kultur yang mempengaruhi cara berpikir seorang arsitek. Seorang arsitek dari zaman ke zaman tentu mengalami sebuah pergulatan, bagaimana struktur dalam masyarakat karena tatanan dan nilai-nilai di sekitar sangat mempengaruhi karya arsitektur. Ekspresi seorang arsitek jelas dipengaruhi oleh zaman, ,lingkungan, dan tatanan sosial,” katanya.
Ia juga menuturkan bahwa akan sangat sulit bagi seorang yang ingin memahami output produk arsitektur tanpa orang tersebut memahami konteks dari arsitek tersebut. Ia kembali menambahkan bahwa masyarakat terbagi ke beberapa masyarakat adat yang tergabung pada kelompok etnik, budaya, dan ras yang dapat membentuk ekspresi arsitektur.
“Indonesia memiliki keragaman eko budaya yang luar biasa, yang seharusnya mendorong ekspresi kreatif yang beragam sehingga dapat memunculkan produk arsitektur yang beragam. Sekarang kita tahu salah satu upaya yang bisa dilakukan saat ini adalah tetap harus menjaga protokol kesehatan. Kalau ini menjadi sebuah protokol dalam berinteraksi, maka akan berdampak pada bentuk-bentuk arsitektur ke depan,” jelasnya.
Ia kembali menambahkan bahwa dengan adanya Covid-19 maka terjadi pertempuran antara ekonomi dan kesehatan, yang akhirnya akan berpengaruh pada cara membangun space and design.
“Saat ini, bagaimana cara kita tidak tertular melalui benda-benda yang disentuh. Kalau seandainya orang diminta untuk jaga jarak, tidak berlama-lama di ruangan tertutup mungkin ke depan bisa jadi ruangan terbuka lebih dipilih karena ruangan tertutup dan ber-ac rentan dengan penularan. Maka hal tersebut akan mempengaruhi desain ruangan atau bangunan,” tambahnya.
Covid-19 akan berpengaruh terhadap tata ruang publik yang mana desainer atau arsitek harus beradaptasi baik terhadap potensi dampak pada pariwisata, perkantoran, dan konsumsi energi.
“Bahkan anjuran untuk sering cuci tangan akan berpengaruh terhadap desain arsitektur. Apakah jalan pedestrian melebar, lift diperbanyak, hallway harus diperlebar ataupun tempat antrean ditiadakan. Lalu, kebijakan stay at home bisa membuat ruang kerja di rumah akan berubah. Ruang kerja di dalam komunitas, jaringan internet, semua memiliki relevansi terhadap arsitektur ke depan. Termasuk juga bentuk bentuk ventilasi, maka desain rumah, ruangan harus memperhitungkan ventilasi,” pungkasnya.
Tayangan kuliah tamu ini dapat disaksikan kembali melalui kanal Youtube Fakultas Teknik UNS: https://youtu.be/yNL_EhzHqpU
Humas FT/Aji
Editor: Kusuma Rully