17 November, 2022
FT UNS – Fakultas Teknik menjadi pembicara dalam seminar "Manajemen Risiko di Bidang Industri dan Konstruksi". Seminar ini merupakan kolaborasi antara Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) cabang Surakarta dengan Universitas Sebelas Maret, dalam rangka memperingati Hari Asuransi Nasional. Pokok bahasan dalam kegiatan seminar ini membahas mengenai cara penanganan resiko proyek konstruksi dengan mengalihkan segala resiko kepada pihak ketiga atau asuransi. Kegiatan ini diselenggaran secara luring tepatnya di UNS Tower. Turut hadir pula Dekan FT Dr. Techn. Ir. Sholihin As'ad. M.T. (18/10/2022).
Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si. selaku Wakil Rektor Rektor Perencanaan Kerjasama Bisnis dan Informasi Universitas Sebelas Maret membuka acara seminar ini dan memberikan sambutannya mengenai harapan kerja sama antara Universitas Sebelas Maret dengan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI). Sambutan lain juga diberikan oleh Bapak Muhammad Sufyan, S.T. mewakili AAUI. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan secara singkat mengenai pentingnya asuransi di bidang konstruksi saat ini. Sambutan ketiga disampaikan oleh Bapak Eko Yunianto selaku Kepala Otoritas Jasa Keuangan cabang Surakarta. Bapak Eko Yunianto menjelaskan pengertian asuransi dan membagikan tips bagaimana strategi dalam memilih asuransi. Salah satu tips yang beliau sampaikan yaitu memastikan bahwa perusahaan asuransi terdaftar dalam OJK.
Master of Ceremony dalam kegiatan ini dipilih dari mahasiswa Teknik Industri FT UNS, Fadhila Dyah Ayu Pratiwi yang menempuh semester 5. Selain itu, seminar ini dimoderatori oleh Bapak Nugroho Setiyawan, S.Hut., AAIK. Beliau saat ini menjabat sebagai ketua AAUI Cabang Surakarta. Dua pembicara yang dihadirkan yaitu Dr. Ir. Budi Santosa, S.T., M.T., IPM. yang merupakan staf ahli bangunan dan gedung di Karanganyar serta merupakan perwakilan dari Program Studi Profesi Insinyur (PSPPI). Pembicara selanjutnya yaitu Bapak Rendy Andrias, S.T., AAIK. yang merupakan anggota pengurus Departemen Engineering Bidang Teknik 1 AAUI.
Pembicara pertama Dr. Ir. Budi Santosa, S.T., M.T., IPM., memaparkan tentang Mekanikal Elektrikal dan Plumbing (MEP). MEP merupakan suatu aspek desain dan konstruksi ketika ingin membangun sebuah bangunan. Mekanikal bangunan gedung sendiri meliputi drainase, proteksi kebakaran, ventilasi, transportasi dalam gedung, peralatan sanitasi, dan gas kebakaran. Sedangkan, elektrikal bangunan gedung meliputi catu daya, tata cahaya, proteksi petir, tata suara, informasi dan telekomunikasi, dan sistem daya tersimpan. Tahapan MEP ada 3 yaitu perencanaan, konstruksi, dan operasi dan pemeliharaan. MEP ini berkaitan dengan manajemen pengendalian risiko sebelum nantinya masuk ke bagian asuransi.
Pembicara kedua yaitu Bapak Rendy Andrias, S.T., AAIK. memaparkan tentang Construction Policy EAR/CAR. EAR/CAR merupakan jenis asuransi yang khusus memberikan jaminan terhadap proyek pembangunan baik gedung, pabrik, sarana dan prasarana seperti jembatan, jalanan, dermaga, ataupun instalasi mesin-mesin seperti pembangkit listrik, genset, dll termasuk juga pekerjaan renovasi pada bangunan. Ketika suatu proyek pembangunan memiliki persentase bangunan yang besarnya melebihi persentase perakitan mesin, maka proyek tersebut akan ditanggung oleh polis CAR. Sedangkan EAR secara lebih spesifik menanggung proyek instalasi mesin dibanding bangunan. Dalam sesi materi yang dibawakan oleh Bapak Rendy, beliau menyampaikan bahwa terdapat beberapa hal yang tidak dapat diasuransikan seperti kericuhan akibat perang, radiasi nuklir, tindakan sengaja dan berhentinya proyek.
“Setiap orang harus mengetahui tentang pentingnya asuransi di bidang konstruksi agar dapat mengklasifikasikan mana saja yang dapat diasuransikan dan mana yang tidak” Ujar Rendy.
Dekan FT, Ir. Sholihin mengatakan bahwa di negara-negara maju atau kota besar, melibatkan asuransi dalam kegiatan konstruksi adalah sesuatu yang lumrah. Diperlukan kerjasama yang baik antara penyelenggara konstruksi dan pihak asuransi untuk mendapatkan format dan formula terbaik pengelolaan konstruksi yang melibatkan asuransi. Hal ini juga membangun literasi asuransi di masyarakat. Kita di Indonesia, masih sangat kurang dalam pemahaman dan kesadaran pengelolaan resiko melalui asuransi.
“Diperlukan kerjasama yang baik antara penyelenggara konstruksi dan pihak asuransi untuk mendapatkan format dan formula terbaik pengelolaan konstruksi yang melibatkan asuransi. Hal ini juga membangun literasi asuransi di masyarakat. Kita di Indonesia, masih sangat kurang dalam pemahaman dan kesadaran pengelolaan resiko melalui asuransi.” Imbuh Dr. Sholihin.
Seminar kerjasama ini diharapkan dapat memberikan peluang relasi yang semakin luas dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Universitas Sebelas Maret. -FT/AI Editor/KNH