27 July, 2022
FT-UNS - Terdapat suatu fakta yang cukup membuat miris. Saat ini banyak anak yang terpaksa bermain di area yang tidak semestinya digunakan untuk bermain seperti di atas genteng, jalan raya, atau pinggir rel kereta api. Bagaimana hal ini bisa terjadi dan apa yang menjadi penyebab? Program Studi Pasca Sarjana Magister Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) mengangkat isu tersebut dalam kegiatan kuliah tamu. Kuliah tamu dengan tajuk “Sensatopia Stimulus Sensationalistik Ruang” diselenggarakan oleh prodi S2 Arsitektur pada Selasa, 19 Juli 2022 dimulai pukul 09.30 hingga pukul 11.00 WIB yang dilaksanakan secara daring. Kuliah tamu ini menghadirkan narasumber Dr. Ir. JF. Bobby Saragih, M.Si. dari Program Studi Arsitektur Universitas Bina Nusantara dan dimoderatori oleh Dr. Ir. Muqoffa dosen Arsitektur UNS. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan mulai dari dosen, hingga mahasiswa pasca sarjana Arsitektur.
Dr. Ir. JF. Bobby Saragih, M.Si. mengawali acara dengan mengatakan bahwa kebutuhan ruang bermain yang layak bagi anak menjadi isu penting. “Ternyata selama ini, ruang bermain yang kita desain memakai perspektif orang dewasa,” ujarnya.
Berawal dari fakta tersebut, narasumber akhirnya mencoba mencari penyebab apa yang membawa anak-anak untuk hadir di sebuah ruang? Untuk bisa menggali lebih dalam, narasumber akhirnya melakukan serangkaian participatory research. Narasumber menambahkan, tujuan dari serangkain penelitian tersebut agar ruang-ruang bermain yang akan dibuat ke depan jauh lebih baik dari pada yang ada saat ini. “Mau tidak mau harus ikut bermain karena wawancara dengan anak tidak mudah. Saya juga harus berdiskusi dengan orang-orang yang ada di sekitar anak-anak seperti tukang rujak dan masih banyak lagi,” paparnya.
Ternyata berdasarkan hasil penelitian narasumber, kegiatan bermain erat kaitannya dengan psikis bukan sekadar fisik. Padahal yang berkembang hingga saat ini kegiatan bermain hanya dianggap sebagai kegiatan fisik. “Kalau saja ruang bermain dikembangan dengan ide seperti ini, maka konsep ruang bermain ke depan bisa berbeda dengan ruang bermain yang ada sekarang. Karena ide bermain sudah berbeda,” imbuhnya.
Kuliah tamu ini mendapat sambutan yang baik dari peserta. Salah satu komentar yang menarik dari moderator Dr. Ir. Muqoffa sekaligus menjadi intisari tema acara ini, “Ternyata ada sebuah fenomena baru, bagaimana sebuah kegiatan anak-anak yang tadinya dianggap bermain, namun sebenarnya ‘bermain’ memiliki terminologi yang berbeda.”
Kuliah tamu ini berjalan dengan baik selama kurang lebih 1 jam 30 menit. Kuliah tamu ditutup dengan sesi tanya jawab dan foto bersama. Semoga dengan digelarnya kuliah tamu ini dapat memberikan ilmu baru yang bermanfaat. HUMAS FT/DIF Editor/KNH #magisterarsitektur #kuliahtamu #Sensatopia Stimulus