25 June, 2021
Dr. Avi Marlina menyampaikan materi yang berjudul Spatial Pattern of Surakarta Sunanate PalaceUNS-Program Studi (Prodi) Magister Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bekerja sama dengan Universidad de Panama dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Panama mengadakan kuliah tamu. Pemateri yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut adalah kepala Prodi S2 Magister Arsitektur FT UNS, Dr. Ars. Avi Marlina. Dalam webinar yang berlangsung pada Selasa (25/5/2021), Dr. Avi Marlina menyampaikan materi yang berjudul Spatial Pattern of Surakarta Sunanate Palace.
Dr. Avi Marlina menuturkan bahwa Kesultanan Surakarta sebelum bergabung dengan Indonesia merupakan pecahan dari Kerajaan Mataram. Hal tersebut mengakibatkan perubahan besar pada kehidupan para bangsawan dan pekerja atau abdi dalem.
“Para keluarga kerajaan berupaya menangani permasalahan ekonomi pasca pecahnya Kerajaan Mataram. Terdapat pemukiman bangsawan dan keraton yang terletak di area benteng beteng Keraton Kasunanan Surakarta, tepatnya di Kelurahan Baluwarti yang diberi nama Kampung Magersari Baluwarti. Sekarang terdapat dua penguasa di sini, yaitu Kasunanan Surakarta sebagai lambang penguasa adat dan kantor desa kelurahan sebagai representasi pemerintahan,” tuturnya.
Terdapat tiga lapisan benteng atau dinding yang menjulang tinggi dan kokoh yang mengelilingi Kampung Baluwarti. Setiap lapisan dinding yang berdiri memiliki ketebalan dan ketinggian yang berbeda-beda.
“Dinding ketiga memiliki ketebalan dua meter dan ketinggian enam meter yang terletak di garis batas paling luar Kampung Baluwarti. Selanjutnya, lapisan dinding kedua dengan ketinggian dan ketebalan yang lebih kecil dibanding lapisan ketiga mengelilingi masing-masing tempat tinggal masyarakat. Kemudian lapisan pertama mengelilingi pusat keraton atau yang dikenal dengan kedhaton” terangnya.
Di dalam keraton terdapat pusat dari seluruh pusat yang ada di keraton yang bernama Krobongan, letaknya di Prabasuyasa. Tempat ini dapat disebut sebagai pusat pengendali alam semesta dan pusat penjaga keseimbangan. Dr. Avi kembali menjelaskan bahwa terdapat dualitas yang ditemukan di keraton.
“Dualitas dapat ditemukan di kori dan pelataran yang terletak di sebelah Utara dan Selatan yang ditandai dengan nama yang sama, tetapi dibedakan menjadi Lor dan Kidul. Hal ini seperti Srimanganti, Kamandhungan, Brajanala, Sitinggil, Alun-alun, sementara pada masing-masing bagian bagian Barat dan Timur terdapat sepasang pohon beringin. Di alun-alun Utara diberi nama Jayandaru (pohon bagian Timur) dan Dewandaru (pohon bagian Barat),” jelasnya.
Struktur ruang kota tradisional memiliki tata ruang dengan konsep menggunakan beteng benteng, gerbang, pembagian ruang dengan hirarki , dan juga memiliki pusat kota.
“Keraton Kasunanan Surakarta merupakan cikal bakal dari Kota Surakarta.. Humas FT/Aji