31 August, 2023
FT UNS - Riset Grup Rekayasa Ergonomi, Sistem Kerja, dan Manajemen Lingkungan Prodi Teknik Industri Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Kegiatan tersebut berupa Perbaikan Metode Kerja dan Peningkatan Produktivitas di Industri PT Jago Jaya Shuttlecock, Jagalan, Jebres, Surakarta. Kegiatan ini diketuai oleh Prof. Dr. Bambang Suhardi dengan anggota Rahmaniyah Dwi Astuti S.T, M.T., Irwan Iftadi, S.T,. M.Eng, Dr. Eko Liquiddanu, M.T., dan I Wayan Suletra S.T., M.T.
Prof. Bambang Suhardi menjelaskan bahwa Industri Jago Jaya Shuttlecock merupakan salah satu industri penghasil shuttlecock di daerah Jebres yang memproduksi shuttlecock secara kontinu dan membuat stock shuttlecock untuk dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia.
“Pada industri tersebut dilakukan proses produksi shuttlecock dari awal hingga akhir. Secara umum, proses produksi masih dilakukan secara manual dan sederhana. Salah satu proses pembuatan shuttlecock yaitu memotong label. Pada proses ini sangat berpengaruh pada hasil kualitas shuttlecock, terlebih pada bagian branding produk yang akan dipasarkan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Prof. Bambang menjelaskan bahwa dalam pemotongan label ini diperlukan kecermatan dan akurasi yang tinggi. Selain itu, proses pemotongan label secara manual oleh operator dengan posisi duduk yang tidak ergonomis secara kontinu dapat menimbulkan keluhan pada bagian leher dan punggung. Dengan metode pemotongan yang masih manual juga berpengaruh pada kualitas hasil potong yang kurang rapi sehingga kurang maksimal saat digunakan.
Oleh karena itu, tim PKM FT UNS ini merancang alat pemotong label pada stasiun kerja pemotongan label untuk meningkatkan produktivitas di Industri Jago Jaya.
“Perancangan dan implementasi fasilitas kerja berupa alat pemotong label dilakukan untuk memperbaiki metode kerja operator. Kualitas shuttlecock dapat ditingkatkan dengan cara pembuatan alat pemotong label karena dengan tingkat ketepatan pemotongan label yang tinggi sehingga menghasilkan produksi label berkualitas baik,” terangnya.
Alat pemotong label dirancang menyesuaikan kebutuhan operator pada posisi duduk. Hal ini memudahkan operator karena tidak perlu menggunakan alat penumbuk untuk memotong label dan menahan label dengan tangan kiri untuk menjadikan posisi label statis.
“Fitur utama pada alat kerja adalah tempat pemotong label yang diukur sudah akurat dan didukung dengan cutter yang tajam. Alat ini berfungsi sebagai tempat label agar posisinya tidak berubah dan proses kerja akan lebih cepat karena operator tidak perlu memposisikan label terus menerus,” imbuhnya.
Penyelesaian permasalahan tersebut dilakukan melalui pendekatan manajemen dengan menyusun modul yang digunakan dalam sosialisasi dan pendampingan mitra. Modul ini diperlukan agar setiap operator memiliki standar operasional prosedur yang sama dalam mengoperasikan alat pemotong label.
“Selain itu, melalui sosialisasi dalam pendekatan manajemen ini diharapkan industri mitra dapat mengimplementasikan alat pemotong label secara mandiri dan berkelanjutan. Perbaikan metode produksi dengan penggunaan alat pemotong label diharapkan mampu meningkatkan kualitas produksi shuttlecock dan menerapkan standar proses pemotongan label sehingga meningkatkan nilai jual shuttlecock yang diproduksi mitra,” pungkasnya.
Humas FT-Aji.
Editor-Pratikno