14 July, 2022
FT-UNS – Riset Group Fakultas Teknik mengabdi dengan menghibahkan kegiatan Progam Kemitraan Masyarakat (PKM). Riset Group ini beranggotakan para dosen FT yang berjudul Riset Group Ergonomi, Sistem Kerja dan Manajemen Lingkungan. Penelitian ini diketuai oleh Rahmaniyah Dwi Astuti, S.T., M.T. dengan anggota para dosen FT yaitu, Prof. Dr. Bambang Suhardi, S.T., M.T,. IPM, ASEAN. Eng.; Irwan Iftadi, S.T., M.Eng.; Dr. Eko Liquiddanu, S.T., M.T.; I Wayan Suletra S.T.,M.T.
Penelitian tersebut mengambil bidang unggulan Seni Budaya atau Industri Kreatif yang bertempat di desa Mancasan, Kecamatan Baki. Di desa tersebut merupakan industri gitar yang cukup berkembang di negara Indonesia.
Produksi industri gitar tradisional memproduksi gitar dengan proses manual dan tidak menggunakan bantuan mesin produksi. Industri gitar cara tradisional harus mampu bersaing dengan industri gitar lokal maupun impor yang menggunakan mesin produksi canggih dan produkinya berskala besar. Kendala saat ini untuk kualitas industri gitar tradisional masih belum bisa bersaing dengan kualitas gitar buatan negara lain dikarenakan proses pembuatan gitar lokal masih belum baku dan tidak adanya standar proses pengerjaan.
Salah satu produsen gitar yang dikunjungi tim Riset FT yaitu Industri Gitar Anugerah Musik milik Pak Tardi di daerah Baki, Sukoharjo. Proses pembuatan bagian gitar pada sentra industri gitar dikerjakan oleh beberapa rumah produksi dan memanfaatkan anggota badan bagian bawah untuk menopang gitar. Proses finishing oleh industri gitar adalah merakit bagian gitar dan pengerjaan proses akhir. Proses ini sangat berpengaruh terhadap kualitas gitar, dimana titik kritis dari proses finishing berada pada bagian pemasangan kawat fret. Ketepatan pemasangan kawat fret menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keakuratan nada yang dihasilkan gitar. Proses pemasangan kawat fret dilakukan secara manual oleh operator dengan posisi duduk yang tidak ergonomis secara kontinu dapat menimbulkan keluhan pada bagian leher dan punggung. Tingkat ketelitian operator saat memasang kawat fret dapat menurun seiring berjalannya waktu apabila proses dilakukan dengan posisi yang tidak nyaman. Produktivitas operator dapat menurun jika tingkat ketelitian operator saat memasang kawat fret juga menurun. Jumlah luaran produksi belum dapat dimaksimalkan apabila postur tubuh pekerja operator duduk di lantai dan akan mempengaruhi kualitas gitar dari sisi ketepatan pemasangan kawat fret. Selain itu, operator dapat mengerjakan proses pemasangan kawat dengan lambat apabila merasakan ketidaknyaman pada bagian tubuhnya.
Perancangan dan implementasi fasilitas kerja berupa meja pemasangan kawat fret dilakukan untuk memperbaiki metode kerja operator. Kualitas gitar dapat ditingkatkan dengan cara pembuatan meja pemasangan kawat fret, karena dengan tingkat ketepatan pemasangan kawat fret
yang tinggi dapat menghasilkan produksi gitar dengan kualitas yang baik. Meja pemasangan kawat fret dirancang menyesuaikan kebutuhan operator pada posisi duduk. Operator tidak perlu menggunakan tangan kiri dan anggota tubuh bagian bawah untuk menopang gitar agar posisinya statis. Fitur utama pada meja kerja adalah tempat kawat setengah gulung, bantalan penyangga badan gitar, tatakan leher gitar, dan pengunci kepala gitar. Meja berfungsi sebagai tempat gitar agar posisinya tidak berubah dan proses kerja akan lebih cepat karena operator tidak perlu memposisikan gitar terus menerus.
Permasalah mitra diselesaikan melalui pembuatan teknologi tepat guna dan pendekatan manajemen. Penyelesaian permasalahan melalui pendekatan manajemen dilakukan dengan Menyusun modul yang digunakan dalam sosialisasi dan pendampingan mitra. Modul ini diperlukan agar setiap operator memiliki standar operasional prosedur yang sama dalam mengoperasikan meja pemasangan kawat fret. Selain itu, melalui sosialisasi dalam pendekatan manajemen ini diharapkan industri mitra dalam mengimplementasikan meja kerja secara mandiri dan berkelanjutan. Perbaikan metode produksi dengan penggunaan meja kerja diharapkan mampu meningkatkan kualitas produksi gitar dan menerapkan standar proses pemasangan kawat fret sehingga meningkatkan nilai jual gitar yang diproduksi mitra.
Sebagaimana tim riset Fakultas Teknik memberikan informasi perihal penelitiannya, Ergonomi, Sistem Kerja, dan Manejemen Lingkungan dapat disambut dengan baik di sekitaran warga dalam produsen industri gitar. Progam Kemitraan Masyarakat (PKM) ini harap-harap dapat membantu kebermanfaatan untuk masyarakat sekitar juga memberikan semangat tim riset FT lainnya untuk terus mengabdi. FT/AI Editor/KNH