9 February, 2022
FT-UNS - Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengembangkan usaha rintisan atau yang terkenal dengan istilah start up, usaha ini digandrungi oleh khalayak ramai khususnya kaum muda. Muhammad Rafi Prasetyo, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Sipil angkatan tahun 2017 tengah mengembangkan sebuah usaha rintisan bernama Civil Arch.
Civil Arch merupakan sebuah usaha rintisan di bidang marketplace untuk mempertemukan pemilik proyek dengan para profesional arsitek di Indonesia. Selain itu, Civil Arch menyediakan kebutuhan para klien di bidang perabot rumah tangga.
Civil Arch diangkat karena keresahan Rafi mengenai masalah yang ada di masyarakat. Pada bulan April 2021, terbentuklah Civil Arch. Dengan tekad yang kuat, ketika UNS mengadakan acara UNS Innovation Hub Semesta, Rafi bersama rekan-rekannya pun mengikuti ajang tersebut.
“Kita coba menggali di masyarakat ada masalah apa. Di dunia arsitektur dari sisi project owner, biasanya sulit mencari arsitek. Berdasarkan riset kami, 50% masyarakat masih merasa bingung kalau mencari jasa desain rumah ke mana. Umumnya, mereka akan nanya relasi, sisanya mereka akan mencari di internet atau media sosial. Dari sisi arsitek, mereka sulit mencari klien,” ujar Rafi.
Dalam membangun usaha Civil Arch, Rafi menyampaikan bahwa hal tersulit ialah ketika mengembangkan ide karena terdapat permasalahan yang harus terselesaikan. Oleh karena itu, Rafi bersama tim harus bekerja keras dalam memikirkan penyelesaian dari masalah tersebut.
Selain itu, terdapat tantangan yang harus dihadapi Rafi bersama timnya, hal tersebut yaitu bagaimana agar pengguna Civil Arch tidak lari dari platform tersebut. Maka, Rafi dan teman-temannya Menyusun rencana mekanisme secara detail untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Perjalanan Civil Arch pun berbuah manis ketika usaha rintisan ini mendapatkan dua sumber modal kapital. Pertama, Civil Arch pernah mendapatkan pendanaan sebesar Rp. 20.000.000 dari ajang UNS Innovation Hub. Selain itu, Civil Arch juga sukses meraih pendanaan dari Achmad Zaky Foundation dengan nominal Rp 100.000.000. Kini, pendanaan tersebut terakumulasi kurang lebih sebesar Rp. 120.000.000.
Disisi lain ketika Rafi dan timnya mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Achmad Zaky Foundation, mereka diminta untuk mempersiapkan beberapa hal. Mereka harus melakukan pitching yang diulas langsung oleh direktur dari Achmad Zaky Foundation. Mereka juga diminta memecahkan suatu masalah untuk mendapatkan solusi terbaik. Dari 3.000 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut, tersisihlah 30 usaha rintisan yang berhasil mendapatkan pendanaan, salah satunya adalah Civil Arch.
Selama bulan Agustus sampai dengan Desember tahun 2021, Rafi dan teman-temannya dimentori oleh pihak Patamar Capital yakni perusahaan modal ventura tahap awal yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang melayani pasar massal di Asia Selatan dan Tenggara. Hal tersebut menguntungkan Rafi dan tim karena kini mereka kian memahami perbedaan usaha rintisan dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), strategi yang baik di bidang pemasaran, dan cara membangun budaya perusahaan yang baik.
Meskipun sempat merasa tertekan selama proses mentoring, Rafi menyatakan bahwa ia menikmati proses tersebut. Ia dan teman-temannya dituntut untuk terus belajar dan membaca artikel-artikel berbahasa Inggris. Saat masa mentoring pun, Rafi dan timnya, diberi dana sebesar Rp. 5.000.000 untuk minimum viable product. Setelah itu, mereka melakukan pitching dan berhasil mendapatkan pendanaan dari Achmad Zaky Foundation.
Kini Civil Ach menyasar para pemilik proyek dan arsitek. Mereka berusaha mempertemukan kedua pihak tersebut pada platform Civil Arch. Pemilik proyek sendiri terdiri dari keluarga baru, pengusaha, UMK, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan pemerintah. Pada ranah arsitek, mereka menggandeng para profesional bahkan yang baru saja lulus dari jenjang sarjana.
Tidak lupa, Rafi menyampaikan pesan terima kasihnya kepada salah satu rekannya di Teknik Sipil, beliau ialah Muhammad Zainal Arifin mahasiswa Teknik Sipil angkatan tahun 2016. Yang telah membersamainya dan kini merupakan Co-Founder Civil Arch.
Keberhasilan ini tentu tak lepas dari prinsip hidup yang ia pegang selama ini. Baginya, hidup adalah tentang kebermanfaatan.
“Hidup ini singkat banget ya dan nggak kerasa, dan kita punya jatah waktu sama yaitu 24 jam per hari, tinggal gimana kita memanfaatkannya. Jangan sampai kita menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak memberikan kebermanfaatan karena setiap tindakan di dunia pasti dipertanggungjawabkan. Semoga kehadiran kita bisa memberikan manfaat,” pungkas Rafi.
HUMAS FT/AP. Editor/ KNH