17 July, 2024
FT UNS – Sebanyak 6 (enam) mahasiswa Prodi Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengikuti kegiatan KKN rekognisi MBKM membuat program perencanaan dan perancangan Masterplan Ekowisata Dukuh Karangmojo, Delanggu, Klaten. Mahassiwa tersebut bekerja sama dengan mahasiswa Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS dan Pusat Studji Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS. Rabu (3/7/2024)
Dukuh Karangmojo dikenal sebagai daerah ramah budaya yang kental akan kegiatan agraris masyarakatnya. Daerah ini berada di wilayah administratif Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sektor pertanian menjadi pusat ekosistem budaya yang mengakar di jantung masyarakat sejak masa Karesidenan Surakarta hingga masa kini. Jejaknya membekas pada beras Delanggu, sebuah cita rasa yang sangat khas, yakni Beras Rojolele, menjadikannya diminati banyak konsumen.
Saat ini, produksi Padi Rojolele kian berkurang dan bahkan hampir tidak diproduksi kembali. Akibatnya, Padi Rojolele yang asli hanya menjadi sebuah nama. Sudah banyak jenis padi lain yang menggunakan nama ‘Rojolele’ meskipun tidak berasal dari sana. Penyebab berkurangnya produksi padi ini sendiri dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti masa tanam yang lama dan tidak sebanding dengan harga pasaran. Faktor lainnya adalah kurangnya minat masyarakat terutama anak muda di Delanggu untuk meneruskan produksi Padi Rojolele. Hal ini tentunya cukup disayangkan mengingat Kecamatan Delanggu dikenal sebagai penghasil beras harum Rojolele. "Ingin ada bimbingan dan pendampingan untuk masyarakat mengenai pertanian, khususnya untuk anak muda, supaya ada penerusnya," kata Pak Teguh, selaku warga Dukuh Karangmojo.
Pada tahun 2023 silam, Mahasiswa angkatan 2021 dari Tim Arsitektur-URDC Labo berkolaborasi dengan mahasiswa tim FSRD Desain Interior - Culture Laboratorium untuk melakukan cultural mapping di Dukuh Karangmojo sebagai upaya untuk memulihkan eksistensi Padi Rojolele. Tahun 2024 kembali bekerjasama untuk merekomendasikan desain masterplan Ekowisata berbasis data cultural mapping. Kegiatan ini dibimbing oleh Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani, S. T., M. T., dan Pandu Purwandaru, S. Ds., M. Ds., Ph. D. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa Arsitektur angkatan 2021 diantaranya Dhiyaa Nazmi Alamsyah, Muhammad Ihsan Fadhila, Mohammad Nouval Raihan Syah, Alfina Nur Waqidah, Angela Benedikta, dan Anindya Koeswanto. Sekaligus menjadi kegiatan rekognisi Merdeka Belajar - Belajar Merdeka (MBKM) yang ter-rekognisi pada mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN), Praktek Kerja Kreatif (PKK), dan Studi Independen di semester Genap 2024.
Proses perencanaan dan perancangan dilakukan dengan metode desain partisipatif yang melibatkan komunitas lokal dalam pengembangan Ekowisata Dukuh Karangmojo. Metode perencanaan yang digunakan adalah metode kualitatif, di mana metode yang dilakukan adalah wawancara, Focus Group Discussion (FGD), observasi, dan survei lapangan. Dalam melakukan FGD mahasiswa Arsitektur dan Desain Interior UNS bekerja sama dengan Karang Taruna Dukuh Karangmojo. Selain itu, juga melakukan presentasi tindak lanjut untuk perangkat Desa Sabrang terkait dengan pengembangan Ekowisata Dukuh Karangmojo untuk mengetahui kebutuhan desa. Hasil dari FGD dan konsultasi dengan perangkat desa dikumpulkan, diolah, dan dipetakan menjadi salah satu acuan perancangan Masterplan Ekowisata Dukuh Karangmojo, Delanggu. "Pengennya kawasan disana bisa dijadiin wisata, supaya kawasan lebih terkenal dan memberi banyak dampak positif bagi warga sekitar dan melestarikan padi rojolele" kata Wahyu, anggota dari Karang Taruna dalam proses FGD.
Tahun ini, mahasiswa arsitektur UNS mulai melanjutkan pengembangan masterplan dengan berdiskusi membahas penyempurnaan dan penyesuaian desain. Dalam prosesnya, pengembangan dan penyempurnaan masterplan diselingi dengan konsultasi bersama dosen pembimbing. Terdapat beberapa perbaikan dan target yang harus dikejar untuk progres selanjutnya. Perbaikan lebih banyak berfokus pada sirkulasi, akses, dan perancangan antar bangunan dan vegetasi yang ada di kawasan. Desain masterplan menyediakan ruang bagi aktivitas yang ada disana seperti memberikan rencana desain amphitheater, tenant wirausaha, gazebo, kantong kuliner, dan area memancing.
Masterplan ini memaksimalkan potensi alam dan aktivitas lokal yang ada. Salah satunya adalah area persawahan sebagai atraksi dan view utama. Setiap bangunan yang dirancang menghadap ke sawah agar pengunjung dapat menikmati keindahan sawah. Selain itu juga ada sungai kecil yang seringkali dimanfaat warga untuk memancing. Kegiatan ini difasilitasi dengan area pemancingan yang lebih layak untuk digunakan. Selain potensi alam, ada juga fasilitas seperti tenant UMKM yang memfasilitasi para warga untuk mengenalkan makanan khas Delanggu ke publik. Ditambah, ada amphitheater yang berfungsi untuk memfasilitas segala festival, acara, dan event yang kerap kali diadakan di Dukuh Karangmojo. Diharapkan dengan adanya Ekowisata Dukuh Karangmojo ini, Padi Rojolele mendapatkan perhatian kembali dari khalayak umum dan pemerintah agar eksistensinya mendukung kegiatan wisata desa.
Humas FT UNS