Datangkan Dosen dari Kyushu University - Japan Program Studi Arsitektur Adakan Kuliah Tamu

10 March, 2023

FT UNS - Laboratorium Urban Rural Design and Conservation (URDC Labo) Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik (FT) dan Pusat Studi Jepang (PSJ) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan kuliah tamu. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Multimedia FT UNS, Selasa (7/3/2023) ini merupakan kerja sama dengan Interdisciplinary Graduate School of Engineering Science (IGSES) Kyushu University, Jepang yang telah dilaksanakan sejak tahun 2016.


Kuliah tamu dalam rangka peringatan Dies Natalis UNS ke-47 ini diikuti oleh puluhan mahasiswa Arsitektur dan Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS. Turut hadir pula Kepala Prodi Arsitektur UNS, Dr. Ars. Ir. Untung Joko Cahyono, M.Arch. Narasumber yang dihadirkan yaitu Prof. Dr. Eng. Aya Hagishima dari IGSES Kyushu University sekaligus Vice President Bidang Riset Kyushu University, Japan. Sementara, moderator dalam acara ini yaitu Kepala URDC Labo, Dr. Eng. Kusumaningdyah N.H., M.T.


Dalam sambutannya, Dr. Untung menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kuliah tamu ini. Ia juga berharap agar para mahasiswa dapat membawa pulang ilmu dan pencerahan terkait Carbon Neutral Building atau Green Architecture.


“Saya kira, di Jepang sudah lebih maju dan lebih dahulu menerapkan carbon neutral building ini. Oleh karena itu, semoga adik-adik mahasiswa dapat menyimak dengan baik materi yang disampaikan oleh Prof. Aya. Semoga bisa menambah wawasan kita semua,” tuturnya.

Usai sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Prof. Aya yang berjudul ‘Towards Realizing Carbon Neutral Buildings Recent Policy Implementation and Research Progress in Japan’. Ia menjelaskan bahwa di Jepang terdapat bangunan tradisional berkonsep rumah kayu, yaitu Todai-ji Temple di Nara.


“Model rumah atau bangunan seperti ini dapat menjaga kelembapan ruangan karena terbuat dari kayu. Jika udara sedang dingin, kayu dapat memmuai sehingga mencegah udara masuk ke ruangan. Sementara, saat udara di luar sedang panas, kayu dapat mengkerut sehingga angin dapat masuk ke dalam ruangan,” jelasnya.


Lebih lanjut, Ia menerangkan bahwa saat ini rumah-rumah seperti itu masih kerap ditemui. Meskipun demikian, hampir setiap rumah sekarang memiliki banyak peralatan listrik yang mengonsumsi energi, seperti microwave dan AC. Terdapat peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Namun, saat ini masyarakat juga sudah mulai paham mengenai konsep zero energy house. Jadi, mereka mulai memasang panel surya di atap rumah mereka. Sebagai negara penghasil emisi CO2 terbanyak ke-5 di dunia, Jepang juga berkomitmen untuk meminimalisir greenhouse gas (GHG),” imbuhnya.

85% emisi di Jepang dihasilkan oleh emisi CO2 dan sebanyak 31,8% emisi CO2 tersebut berasal dari sektor bangunan, baik domestik maupun bisnis. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya dalam mereduksi emisi tersebut, salah satunya melalui zero energy house. Dalam dunia arsitektur, hal tersebut dapat dilakukan dengan memodulasi udara panas dalam ruangan melalui desain bangunan.


“Bisa dilakukan dengan membuat ventilasi di setiap ruangan agar udara dapat dikendalikan, misal saat musim panas, udara panas dapat keluar dengan lancar. Sementara, saat musim dingin, ruangan dapat menahan suhu hangat di dalamnya,” pungkasnya.


Humas FT-Aji.
Editor-Pratikno