Dikukuhkan Menjadi Guru Besar, Prof. Avi Sampaikan Pidato Inaugurasi Tentang Arsitektur Regeneratif Kampung Baluwarti

21 September, 2023

FT UNS - Prof. Dr. Ars. Avi Marlina, S.T., M.T. dari Prodi Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dikukuhkan menjadi Guru Besar dalam bidang Ilmu Transformasi Budaya Bermukim pada Fakultas Teknik. Pengukuhan tersebut berlangsung pada Selasa (19/9/2023) di Gedung Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS.

Prof. Avi Marlina merupakan Guru Besar ke-273 UNS dan ke-25 FT UNS. Dalam pidato inaugurasinya, beliau menyampaikan pidato berjudul “Arsitektur Regeneratif Menuju Keberlanjutan Kawasan Warisan Budaya Baluwarti Surakarta”. Kampung Baluwarti merupakan pemukiman yang mengelilingi kedhaton dan dibatasi oleh tembok beteng serta berada pada lingkaran kedua setelah tembok kedhaton Keraton Kasunanan Surakarta.

“Untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan pada kawasan cagar budaya, dalam melakukan tindakan transformasi ruang hunian diperlukan pertimbangan yang luas untuk mempertahankan identitas dan makna ruang sebagai penghubung antara masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Pengelolaan ruang yang sangat terbatas pada kawasan warisan budaya menjadi tantangan yang besar dalam mengembangkan potensi wilayah ini,” jelasnya.

Dalam penelitian yang pernah dilakukan pada 2021 lalu, beliau berhasil mengadaptasi teori transformasi ruang hunian yang menjelaskan bagaimana dhawuh (perintah) berperan dalam mengendalikan tatanan spasial profan-sakral dari suatu setting keruangan sehingga dapat berlangsung secara beriringan dan saling menguatkan keberadaan setting dalam melakukan transformasi ruang hunian. Dalam melakukan transformasi ruang hunian, konsep sak brayat (tradisi bermukim) menyebabkan kebutuhan ruang semakin meningkat sehingga setting ruang berubah,  sementara pada sisi yang lain terdapat sengkeran (pembatasan) yang menyebabkan setting ruang itu tetap.

“Dua konsep yang mempunyai karakteristik berbeda yaitu sak brayat dan sengkeran yang secara bersama-sama dapat berlangsung dengan baik dan dikendalikan oleh dhawuh, serta memiliki nilai kepatuhan sangat tinggi sehingga menjadi suatu kekuatan karakteristik setting kota Jawa kuno di Baluwarti,” imbuhnya.

Lebih lanjut, beliau menerangkan bahwa arsitektur regeneratif di kawasan warisan budaya Baluwarti dapat dicapai melalui beberapa strategi. Strategi tersebut  meliputi penyusunan strategi pelestarian bangunan warisan budaya melalui building science study; pemanfaatan potensi kawasan warisan budaya Baluwarti menuju Kampung Wisata Budaya; penyusunan strategi pengembangan pariwisata budaya melalui tourism branding.  Arsitektur regeneratif pada kawasan warisan budaya dapat dicapai melalui penerapan konsep pariwisata berbasis sejarah perkembangan kawasan yang bertujuan menciptakan dampak positif dan berkelanjutan pada lingkungan, aspek sosial budaya, dan ekonomi lokal.

“Pendekatan ini melibatkan pengembangan aspek fisik maupun non fisik, termasuk perkembangan sosial budaya, ekonomi, serta penguatan identitas dan warisan budaya lokal. Dalam kerangka regenerative tourism, partisipasi masyarakat setempat dan pemangku kepentingan pariwisata diintegrasikan dalam perencanaan, pengelolaan, dan promosi pariwisata yang berkelanjutan serta ramah lingkungan,” pungkasnya.

Humas FT-Aji.

Editor-Pratikno.