25 September, 2025
FT UNS – Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengadakan pelatihan pemanfaatan eceng gondok menjadi paving block di TPS3R BHHISMAS MULIA, Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang pada Rabu (24/09/2025). Kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen FT UNS dalam memberdayakan masyarakat sekaligus mendukung kelestarian lingkungan melalui inovasi berbasis sumber daya lokal.
Pelatihan ini terselenggara berkat pembiayaan dari CSR Bank Jateng, sebagai bentuk sinergi positif antara dunia pendidikan, perbankan, dan masyarakat. Kegiatan turut dihadiri oleh FT UNS, Bank Jateng, dan Biro ISDA Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Wakil Dekan Non Akademik FT UNS Prof. Dr. Ir. Niken Silmi Surjandari, S.T., M.T. menyampaikan bahwa kerja sama lintas sektor ini menjadi bukti nyata kepedulian perguruan tinggi terhadap masyarakat.
“Kami berterima kasih kepada Bank Jateng dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atas dukungan yang telah diberikan. Ini adalah wujud sinergi positif antara pemerintah, perguruan tinggi, perbankan, dan masyarakat untuk menciptakan inovasi yang bermanfaat,” ungkap Prof. Niken.

Ia menambahkan bahwa pelatihan ini diharapkan tidak berhenti pada kegiatan seremonial semata, melainkan mampu menjadi pintu masuk bagi lahirnya peluang usaha baru.
“Tim pengabdian masyarakat FT UNS akan berkomitmen memberikan fasilitas, bimbingan, dan pendampingan secara maksimal. Harapannya, pelatihan ini dapat membuka peluang usaha berbasis inovasi menggunakan bahan lokal yang berkelanjutan serta memberikan dampak positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat sekitar,” lanjutnya.
Usai sambutan, dilakukan penyerahan alat pembuatan paving block kepada pengelola TPS3R BHHISMAS MULIA. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi materi pelatihan yang disampaikan oleh Dr. Ir. Achmad Basuki, S.T., M.T. selaku ketua tim pengabdian. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa komposisi bahan baku eceng gondok yang digunakan berkisar antara 10%–15% dari total bahan campuran.
“Dalam proses pencampuran eceng gondok, pasir, semen, dan air, tantangan utamanya ada pada takaran air. Cetakan paving tidak boleh terlalu kering maupun terlalu basah. Takaran air harus pas agar hasil cetakan sempurna,” terang Dr. Basuki.
Ia juga menambahkan bahwa paving block hasil pelatihan ini masih terbatas untuk penggunaan beban ringan.

“Untuk saat ini paving block yang dihasilkan diperuntukkan bagi jalur pedestrian hingga kendaraan roda dua. Belum dapat menahan beban berat seperti mobil, tapi ini menjadi langkah awal yang baik untuk inovasi ke depannya,” imbuhnya.
Kegiatan ini juga sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) melalui penciptaan peluang usaha baru, SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure) dengan menghadirkan inovasi ramah lingkungan di bidang material bangunan, serta SDG 12 (Responsible Consumption and Production) dengan pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku alternatif yang berkelanjutan. Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya memberi manfaat langsung bagi masyarakat, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan yang lebih luas.
Humas FT UNS.