Evaluasi Kurikulum Teknik Industri BSI, Guru Besar FT UNS Dilibatkan untuk Memberikan Masukan

3 August, 2021

FT UNS - Dalam rangka mengevaluasi kurikulum, Guru Besar Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta diundang menjadi narasumber. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Teknik Industri Universitas BSI (Bina Sarana Informatika). Mengusung tema review kurikulum Prodi Teknik Industri, Prof. Dr. Wahyudi Sutopo yang juga merupakan Ketua Riset Grup Rekayasa Industri dan Tekno-Ekonomi (RITE), Prodi Teknik Industri UNS dihadirkan sebagai narasumber.

Prof. Wahyudi mengapresiasi Prodi Teknik Industri Universitas BSI karena banyak materi yang dibutuhkan dalam bidang industri yang telah diakomodir dalam kurikulum.

“Dari  kegiatan sharing ini, dapat diketahui sebenarnya sudah banyak materi yang diakomodir. Keilmuan berkembang dengan pesat, oleh karena itu materi yang sudah sesuai harus diperdalam kembali. Softkill juga tidak kalah penting dan harus ditingkatkan, seperti pelatihan-pelatihan yang  bisa mendapatkan sertifikat kompetensi. Harapannya, setelah lulus dari kampus, mahasiswa punya nilai lebih dari lulusan Prodi Teknik Industri lainnya. Hal ini akan menjadi poin tersendiri di dunia industri,” terangnya.

Selain menghadirkan Prof. Wahyudi, Prodi Teknik Industri Universitas BSI juga menghadirkan Ketua Prodi Teknik Industri BSI, Miwan Kurniawan Hidayat sebagai narasumber. Dalam kegiatan yang dimoderatori oleh dosen Teknik Industri BSI, Ade Suryanto dihadiri oleh seluruh dosen Teknik Industri BSI. Selain itu, hadir pula kaprodi dari berbagai jurusan lainnya yang yang turut berdiskusi dalam acara yang berlangsung pada Jumat (16/7/2021) ini.

Kemudian, Kaprodi Teknik Industri BSI, Miwan Kurniawan Hidayat menerangkan bahwa webinar ini telah dilakukan secara berkala untuk mengevaluasi kurikulum yang telah berjalan. Harapannya dapat menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dalam dunia kerja melalui evaluasi dan pengembangan kurikulum tersebut.

“Melalui evaluasi kurikulum ini, semoga dapat mencetak lulusan yang diinginkan oleh berbagai pihak. Sebagai prodi jenjang sarjana, kami harus mamou mendesain kurikulum dengan menyesuaikan kebutuhan industri. Oleh karena itu, dalam penyusunan kurikulum ini melibatkan berbagai pihak industri, seperti asosiasi, dan lainnya,” terang Miwan.

Ia berharap, melalui evaluasi ini dapat menjadi wadah untuk menampung masukan-masukan yang diberikan oleh narasumber. “Prodi Teknik Industri selalu berupaya melakukan perbaikan secara berkala mengenai kurikulum, sehingga dapat menjadikan lulusan terbaik yang dibutuhkan industri,” pungkasnya. Humas FT/Aji Editor/ KNH.