25 June, 2025
FT UNS – Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) menjadi tuan rumah kunjungan penting dari mitra internasional untuk memaparkan perkembangan proyek The Decarbonization Pathways for Indonesian Buses Infrastructure (DIBI). Kegiatan yang dilaksanakan pada 23 Juni 2025 bertempat di UNS tower ini merupakan bagian dari proyek kerja sama antara UNS dan University of Canberra, yang didanai oleh KONEKSI (Knowledge Partnership Platform between Indonesia and Australia). Pada momen penting ini hadir Nik Acharya, Counsellor, Department of Industry, Science and Resources Australia, Agus Wibowo, S.H., M.H. Asisten Deputi Bidang Percepatan Hilirisasi Industri Kemenko Perekonomian RI, Prof. Irwan Trinugroho, S.E., M.Sc., Ph.D. Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Internasionalisasi UNS; dan melalui Zoom hadir Prof. Yos Sunitiyoso, S.T., M.Eng., Ph.D. Direktur Hilirisasi dan Kemitraan, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek.
Acara ini bertujuan untuk menunjukkan progres riset DIBI sekaligus memperkuat kemitraan strategis lintas sektor antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan pemangku kepentingan lokal. Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Teknik UNS, Prof. Dr. Ir. Wahyudi Sutopo, S.T., M.Si., menegaskan bahwa UNS telah memulai inisiatif dekarbonisasi jauh sebelum DIBI, salah satunya melalui keterlibatannya dalam Tim Mobil Listrik Nasional sejak era Presiden SBY. “Kerja sama ini tidak hanya UNS dan University of Canberra, tetapi juga melibatkan NEVCE dan berbagai instansi lain. Harapannya, DIBI dapat segera diimplementasikan di Solo,” ujarnya.
Prof. Irwan Trinugroho, turut menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada UNS.
“UNS sangat mengapresiasi program DIBI yang didanai oleh KONEKSI. Kami siap berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam agenda zero emissions yang sejalan dengan visi dan transformasi kampus berdampak.”
Hal senada juga disampaikan Nik Acharya bahwa pentingnya proyek ini bagi Australia.
“Kami hadir untuk melihat langsung perkembangan proyek DIBI yang didukung oleh KONEKSI. Program ini menjadi andalan Pemerintah Australia dalam membangun kerja sama sains, riset, dan inovasi dengan Indonesia melalui solusi yang inklusif dan berdampak,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa kolaborasi UNS dan Australia merupakan wujud kemitraan strategis yang saling menguntungkan dan memberikan dampak luas.
Agus Wibowo juga menyampaikan dukungannya terhadap implementasi kendaraan listrik di Solo. “Ketika ada proyek EV seperti ini, kami berharap implementasinya di Solo dapat berjalan baik melihat perlunya kejelasan dari pemakaian EV itu sendiri hingga setelahnya. Jika ada kendala, kami siap bantu,” tegasnya.
Melalui sambungan zoom meeting, Prof. Yos Sulistyo menyampaikan bahwa riset kendaraan listrik untuk transportasi publik sudah banyak dilakukan, tetapi tantangannya kini adalah membangun ekosistem yang mendukung.
“EV adalah masa depan, dan riset ini adalah langkah penting menuju sistem transportasi berkelanjutan di Indonesia. Kami di Kemendiktisaintek terus mendorong kolaborasi riset berdampak dan hilirisasi, yang tidak hanya menyumbang pada ekonomi tetapi juga memberikan dampak luas bagi masyarakat,” ujar Prof. Yos.
Melalui kegiatan ini, UNS menunjukkan peran aktifnya dalam membangun ekosistem riset kolaboratif yang berdampak, tidak hanya secara ilmiah tetapi juga dalam mendorong solusi nyata untuk tantangan lingkungan dan transportasi nasional. Kolaborasi ini menjadi tonggak penting menuju masa depan transportasi publik Indonesia yang lebih hijau, efisien, dan berkelanjutan.
Humas FT-Werna.
Editor-Pratikno.