FT UNS ADAKAN INTERNATIONAL WEBINAR DENGAN MENGUSUNG TEMA IoT

25 June, 2021

Atas: Prof Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D.; Bawah: Ir. Teguh Prasetya Mukti Wibawa Putra, M.T.

FT UNS-Fakultas Teknik (FT) Unversitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan International Webinar dan Awarding Sebelas Maret International IoT Challenge 2021. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (20/5/2021) melalui platform Zoom Meeting dan Youtube Fakultas Teknik UNS.

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 700 peserta dari berbagai negara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, dan India. Turut hadir pula Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho, Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Sutanto, S.Si, DEA., Ketua Dies Natalis, Prof. Drs. Djoko Suhardjanto, Dekan FT, Dr. techn. Sholihin As'ad, M.T., Kepala Prodi Teknik Elektro UNS, Feri Adriyanto, Ph.D., serta dosen-dosen Teknik Elektro dan dosen di lingkungan Fakultas Teknik.

Semar IoT tahun ini mengusung tema Synergy of IoT Innovation for Pandemic Recovery in Sustainable Society 5.0 dengan menghadirkan  dua narasumber.  Kedua narasumber dalam acara tersebut yaitu Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo dan Ir. Teguh Prasetya Mukti Wibawa Putra, M.T.

Prof. Josapat menyebutkan bahwa Internet of Things (IoT) debut sebagai teknologi futuristic dan mempercepat perubahan tatanan sosial dan teknologi.

“Integrasi IoT dengan perangkat lunak data analytics dan Artificial Intelligence (AI) membantu riset dan bisnis untuk mempercepat proses, meningkatkan pendapatan, dan mengurangi cost, terutama di masa pandemi Covid-19. IoT menjadi pembuka jalan bagi smart technology di berbagai sektor kehidupan berkombinasi dengan teknologi cloud, AI, dan 5G hingga 6G. Hal ini dapat menciptakan pondasi tatanan kehidupan manusia modern (life style),” jelas Profesor Center of Environtmental Remote Sensing (CERes) Chiba University, Jepang.

Ia kembali menjelaskan bahwa kemampuan IoT untuk mengaktifkan perangkat dan peralatan untuk berkomunikasi akan mempengaruhi kehidupan. Tentu, hal ini akan berdampak juga pada dunia industri.

“IoT akan menemukan aplikasi di berbagai bidang seperti pemeliharaan prediktif, jadwal pemeliharaan, dan pengumpulan data. IoT juga dengan cepat akan menjadi teknologi pendatang baru yang kritis. Bisnis akan melihat bahwa IoT bukan hanya sensai, tetapi alat yang berguna dan menghasilkan adopsi massal. Pasar IoT juga selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya,” terangnya kembali.

Profesor Chiba University yang sekaligus menjadi dosen di Prodi Teknik Elektro FT UNS ini menerangkan bahwa teknologi ini berpotensi membuat segala proses bebas dari campur tangan manusia.

“IoT dapat digunakan dalam berbagai hal, antara lain dalam keamanan siber, manufaktur, big data, analytics, dan machine learning. Saat ini, analytics dan data IoT terdistribusi tersendiri untuk menemukan aplikasi di jaringan IoT. Metode ini memungkinkan sistem memicu peringatan atau tindakan tanpa mentransfer volume data ke inti jaringan yang dapat menurunkan kinerja jaringan,” terangnya.

Sementara itu, narasumber kedua yaitu Ir. Teguh Prasetya Mukti Wibawa Putra, M.T. yang merupakan Kepala Indnesia IoT Association (ASIOTI) menjelaskan mengenai kesiapan Indonesia menuju digitalisasi untuk pembangunan bangsa yang lebih baik.

“Ada lima layer, yaitu connectivity, affordability, skill and awareness, local content development, dan security and sovereignty. Dari 5 layer tersebut kita simpulkan hasilnya selama tahun 2017 penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 50%. Jika melihat beberapa negara lain seperti Inggris yang mencapai 86% dan Australia yang baru 50%, maka Indonesia tidak buruk juga karena bersanding dengan Australia,” jelasnya.

Berdasarkan survei tersebut, pada 2017 sebanyak 50% penduduk Indonesia siap dengan digitalisasi, konektivitas internet, perangkat aplikasi, dan layanan-layanan berbasis internet.

“Adanya sumber daya manusia yang terampil dan berpengetahuan dapat menjadi pondasi untuk mengembangkan konten-konten lokal. Berdasarkan survei Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia pada 2020, populasi pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 73% yang artinya mereka sudah siap dengan berbagai aplikasi berbasis internet,” pungkasnya. Humas FT/Aji