FT UNS Dorong Penguatan Budaya Ilmiah untuk Wujudkan SDGs dan Berdaya Saing Riset di Tingkat Internasional

6 October, 2025

FT UNS – Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Penguatan Budaya Ilmiah Unggul” pada Jumat (3/10/2025) di Ruang Sidang Senat Gd. Ir. RPM. Kasifudin FT UNS. Kegiatan ini menghadirkan Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D., yang merupakan Staf Khusus Menteri Bidang Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, sebagai narasumber utama.

Acara dibuka dengan sambutan oleh Wakil Dekan Non Akademik, Prof. Dr. Ir. Niken Silmi Surjandari, S.T., M.T., yang menekankan pentingnya momentum ini sebagai upaya memperkokoh komitmen pengembangan budaya ilmiah di lingkungan FT UNS.

“Budaya ilmiah merupakan pondasi bagi kemajuan Fakultas. Melalui kegiatan ini, kami berharap civitas akademika dapat menggali wawasan baru mengenai strategi yang efektif dalam memperkuat budaya ilmiah dan berkontribusi mewujudkan visi FT sebagai pusat keunggulan riset dan inovasi,” ujar Prof. Niken.

Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Penelitian UNS, Prof. Dr. Fitria Rahmawati, S.Si, M.Si. bahwa budaya ilmiah memiliki peran fundamental dalam membentuk karakter perguruan tinggi yang unggul, dengan menumbuhkan sikap kritis, objektif, jujur, dan konsisten dalam berkarya. Capaian akademik seperti jumlah publikasi ilmiah dan tingkat kepercayaan publik menjadi tolok ukur penting reputasi institusi. Hingga saat ini, FT UNS telah menghasilkan sekitar 1.600 artikel terindeks Scopus dan menargetkan 2.000 artikel hingga akhir tahun 2025. Selain itu, strategi pendanaan internal turut menjadi faktor penting dalam mendukung capaian riset.

Pada sesi utama, Prof. I Gede Wenten memaparkan kondisi dan tantangan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Indonesia. Ia menyoroti adanya “krisis iptek” akibat riset yang kurang terarah dan berkualitas rendah, sehingga berdampak pada lemahnya daya saing bangsa.

“Teknologi tidak mungkin tumbuh tanpa riset yang kuat dan berdaya saing. Negara-negara maju menunjukkan bahwa kemajuan iptek berakar pada budaya ilmiah yang unggul dan berintegritas,” ujar Prof. Wenten.

Beliau menegaskan perlunya rekonstruksi pola pengembangan iptek nasional yang menempatkan budaya ilmiah sebagai jantung perubahan. Pilar penguatan tersebut meliputi integritas akademik, kepemimpinan, sikap ilmiah, program strategis, semangat berkompetisi dan berkolaborasi, serta inovasi. Evaluasi pencapaian riset dapat dilakukan melalui analisis kontribusi publikasi bereputasi dan kolaborasi internasional, seperti peringkat Top 10 Publications dan Top 10 Contributions berdasarkan QS World Rankings (2020–2023).

Lebih lanjut Prof. Wenten juga meninjau beberapa universitas dengan praktik budaya ilmiah yang berhasil membangun daya saing global, serta memaparkan hasil riset The Backshock Process sebagai contoh pentingnya kualitas dan arah riset yang tepat.
“Jika kita mampu memecahkan tantangan tersebut, riset kita akan berkontribusi nyata dan menghasilkan produk yang kompetitif,” tegasnya.

Kegiatan ini selaras dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas). Penguatan budaya ilmiah yang berintegritas dan produktif menjadi fondasi penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan memperkuat kapasitas riset. Melalui peningkatan jumlah publikasi ilmiah bereputasi, kolaborasi internasional dan pengembangan iptek yang terarah, FT UNS berkontribusi dalam membangun ekosistem pendidikan dan riset yang berkelanjutan demi mendukung transformasi menuju masyarakat berbasis pengetahuan, serta memperkuat peran perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan nasional dan global.

Humas FT-Naila.

Editor-Pratikno.