FT UNS Tambah Satu Guru Besar Bidang Ilmu Geoteknik Keberlanjutan dalam Rekayasa Geoteknik

7 July, 2023

FT UNS - Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menambah satu guru besar baru. Guru besar FT yang baru saja dikukuhkan dalam Sidang Terbuka Senat Akademik UNS, Selasa (4/7/2023) di Gedung Auditorium G.P.H. Haryo Mataram ini adalah  Prof. Dr. Niken Silmi Surjandari, S.T., M.T.

Prof. Dr. Niken Silmi Surjandari, S.T., M.T., merupakan guru besar ke-22 pada FT UNS dan ke-266 UNS. Beliau dikukuhkan menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Geoteknik Berkelanjutan dalam Rekayasa Geoteknik. Dalam pidato inagurasinya, Dosen Prodi Teknik Sipil ini menyampaikan pidato berjudul Peran Perbaikan Tanah (Soil Improvement) dalam Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil. Selain Prof. Niken, terdapat pula tiga guru besar lain yang dikukuhkan secara bersamaan.

Bertambahnya dosen yang meraih jabatan fungsional tertinggi ini disambut hangat oleh Ketua Dewan Profesor (DP) UNS, Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D.

“Dalam meraih gelar profesor tentu memerlukan perjuangan yang panjang dan tidak mudah. Saya bangga dan senang karena UNS dapat mengukuhkan empat guru besar baru pada hari ini. Tidak secara akademik saja tetapi mereka betul-betul ditempa dan dipersiapkan secara mental, akademik, dan psikologisnya,” tutur Prof. Suranto.

Hal senada juga diungkapkan oleh Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

“Pemberian amanah kepada UNS menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) merupakan hal yang tepat. Hal ini karena target pemenuhan 10% jumlah guru besar sebentar lagi akan terpenuhi, ini sejalan dengan salah satu amanat dan kontrak kinerja yang harus diwujudkan UNS sebagai PTNBH,” ujarnya.

Melalui pencapaian ini, UNS semakin mantap dan optimistis untuk berupaya meningkatkan publikasi ilmiah nasional maupun internasional bagi para dosen. Rektor UNS berpesan agar para akademisi harus menghasilkan karya-karya mutakhir sehingga dapat menjadi teladan dalam dunia pendidikan tinggi dan karenanya layak memperoleh sebutan profesor.

“Eksistensi seorang akademisi diukur dari kualitas gagasan, pikiran, dan ide yang diseminasi secara luas. Kekayaan publikasi yang dihasilkan oleh para dosen pada akhirnya akan mengangkat derajat dan sekaligus meningkatkan indeks peringkat top dunia perguruan tingginya. Saat ini keberadaan seorang akademisi tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Keberadaan guru besar melalui riset dan inovasi yang dihasilkan melalui publikasi ilmiahnya akan bisa dibaca, disitasi, dan dimanfaatkan secara luas dengan sangat mudah oleh siapa saja,” imbuh Prof. Jamal.

Sebelum menutup pidato, Prof. Jamal berpesan agar predikat guru besar yang berhaasil diraih dapat menjadi penyemangat agar semakin totalitas mengabdi dan memberikan kontribusi besar yang berarti bagi kemaslahatan masyarakat serta kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

 

Humas FT-Aji.

Editor-Pratikno