16 January, 2025
FT UNS - Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil (PSTS) Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional dengan berpartisipasi dalam Asia Bridge Competition 2024 yang berlangsung pada 26–29 Agustus 2024 di Can Tho University, Vietnam. Tim FT UNS yang terdiri dari Maxvallecia Frikandy, Kevin Liu, Zahra Nisaa Shafa Farida, Arif Nugroho, Anindya Savadityatama, dan Gilangsaka Maheswara Pramono, membawa semangat juang tinggi di bawah bimbingan Dr. Eng. Ir. Halwan Alfisa Saifullah, S.T., M.T.
Pengalaman luar biasa mereka di kompetisi tersebut memberikan banyak pelajaran berharga yang dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa Teknik Sipil lainnya, terutama yang saat ini berada di semester empat dan enam.
Mereka bersaing dengan 21 tim dari enam negara, termasuk Jepang, Mongolia, Taiwan, Thailand, dan tuan rumah Vietnam. Salah satu pencapaian paling membanggakan adalah saat jembatan mereka berhasil menahan beban hingga 350 kg tanpa roboh, mengungguli tim dari universitas ternama seperti Gifu University dan Yokohama National University.
Maxvallecia Frikandy, salah satu anggota tim, berbagi cerita tentang tantangan yang dihadapi selama kompetisi.
“Tantangan terbesar adalah menyelaraskan desain jembatan dengan regulasi yang sangat detail, terutama soal defleksi dan berat. Selain itu, mencari material baja rigid berkualitas tinggi dan mengoordinasikan logistik pengiriman ke Vietnam membutuhkan kerja ekstra,” ungkapnya. Meskipun demikian, mereka tetap bangga bisa membawa nama UNS di panggung internasional, berkat dukungan penuh dari tim dan mentor.
Keberhasilan ini tidak lepas dari persiapan matang yang dilakukan jauh sebelum hari kompetisi. Mereka memulai dengan desain awal menggunakan software seperti SAP2000 untuk memprediksi defleksi dan kekuatan struktur. Tanpa akses ke laboratorium khusus, tim mengubah bengkel lokal menjadi "mini lab" tempat mereka melakukan pengujian berkala. “Setiap akhir pekan, kami terus menyempurnakan desain hingga yakin siap untuk kompetisi,” ujar Macvallecia.
Strategi unggulan mereka adalah mengoptimalkan kekuatan jembatan dengan material baja rigid yang ringan, didukung oleh analisis machine learning dan studi desain kompetitor sebelumnya. Manajemen waktu yang efektif menjadi kunci keberhasilan. Mereka membagi tugas dan mengadakan pertemuan rutin untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana. Komunikasi terbuka dan kerja sama tanpa konflik membuat mereka tampil solid sebagai satu tim.
Dr. Halwan Alfisa Saifullah, dosen pembimbing, memainkan peran penting dalam membimbing tim secara teknis dan mental. Kerja sama yang solid antaranggota tim, dengan masing-masing peran yang terdefinisi, menciptakan sinergi kuat yang membawa mereka hingga tahap penjurian.
Asia Bridge Competition memberikan pelajaran berharga tentang kerja keras, kolaborasi, dan inovasi.
“Kegagalan di awal adalah bagian dari proses menuju hasil terbaik,” kata Zahra Nisaa Shafa Farida. Kompetisi ini juga mengajarkan bahwa dunia teknik sipil lebih dari sekadar desain dan konstruksi—ini tentang inovasi dan menciptakan solusi yang berdampak.
Untuk mahasiswa semester empat dan enam yang bercita-cita mengikuti jejak mereka, tim menyarankan untuk menguasai software seperti SAP2000, Revit, dan ETABS, serta memahami konsep Building Information Modelling (BIM).
“Jangan takut untuk mencoba, dan persiapkan diri dengan manajemen waktu yang baik, komunikasi yang efektif, dan kemauan untuk terus belajar,” pesan Arif Nugroho.
Kompetisi internasional seperti Asia Bridge membuka peluang besar untuk meningkatkan portofolio, memperluas koneksi profesional, dan mempersiapkan karier masa depan. Tim FT UNS berharap pengalaman mereka dapat menjadi motivasi bagi generasi berikutnya untuk terus membawa nama universitas ke panggung dunia dengan inovasi yang membanggakan.
Humas FT-Werna.
Editor-Pratikno.