2 March, 2022
FT-UNS – Pak Sridadi namanya, beliau tenaga kependidikan (Tendik) di Fakultas Teknik yang saat ini sedang menempuh pendidikan S3 di UIN Raden Mas Said. Setelah lulus D3 Teknik Mesin di UNDIP tahun 1998, beliau memulai karirnya dengan bekerja di Fakultas Teknik dengan tugas sebagai teknisi dan membantu kegiatan praktikum dosen dan mahasiswa pada saat itu.
Di sela kesibukannya sebagai seorang tenaga kependidikan, Pak Sridadi masih menyempatkan diri berjuang memakmurkan Masjid Alumni An-Nuur FT. Di antaranya memimpin kegiatan keagamaan selama bulan Ramadhan dan memimpin Kajian Pagi setiap hari selasa dan kamis bagi dosen dan tenaga kependidikan FT.
Pak Sridadi memiliki cerita yang menarik yang dapat membangun semangat untuk terus mencari ilmu, kapanpun dan dari manapun, sebagaimana yang beliau sampaikan.
Saat itu Pak Sridadi yang bekerja sebagai teknisi di FT, setelah lulus D3 mengikuti beasiswa teknik, namun karena ada suatu kendala, beliau tidak dapat mengambil beasiswa tersebut. Tidak patah arang, beliau terus berusaha untuk tetap melanjutkan pendidikannya, tetapi memilih jurusan yang berbeda. Sarjana Ekonomi Akutansi akhirnya beliau peroleh dari UNIBA tahun 2000-2003. Setelah gelar S1 diperoleh, beliau dialih tugaskan dari teknisi FT ke bidang yang sesuai dengan lulusannya dan tetap di Fakultas Teknik. Integritas dan kesungguhan beliau untuk belajar membuat Dekan FT pada saat itu menawarkan kepada pak Sridadi untuk melanjutkan studi ke S2. Kesempatan ini tentu saja tidak disia-siakan oleh beliau. Magister Administrasi Publik akhirnya beliau dapatkan dari UNS.
Beliau bertutur bahwa sebelum beliau belajar mendalami agama, dari SD hingga SMA sekolah negeri yang menjadi pilihannya. Ketika masuk bangku kuliah, saat itulah beliau mengikuti sebuah jaringan mahasiswa yang mengajarkan keagamaan dan akhirat. Dari situlah beliau belajar lebih mendalam dan terbuka tentang keagaaman, bahkan beliau pernah belajar Al-Quran di Madinah dan mengikuti kegiatan menghafal Al-Quran di pondok Abu Bakar, yang kemudian lanjut di Makasar progam menghafal 40 hari.
Awal mula beliau lanjut studi S3 yaitu ketika beliau bertemu seseorang bapak yang mengundang pak Sridadi untuk mengisi kegiatan di rumah bapak tersebut. Pada kesempatan setelah acara yang digelar, bapak tersebut bercerita tentang biaya sekolah untuk mencapai gelar doktor. Inti cerita, bapak tersebut menawarkan kepada pak Sridadi untuk melanjutkan studi S3. Tentu saja tawaran tersebut tidak disia-siakan. Akhirnya, pak Sridadi saat ini menempuh studi S3 di IAIN, yang insyaa Allah penelitian disertasi yang berjudul “Kepemimpinan Karismatik Kyai dalam Pembentukan Karakter Santri dan Pondok Pesanten Al-Islam", segera dapat beliau selesaikan.
Beliau, sempat bertutur, "Diibaratkan seperti jalan yang macet, ada solusi dari seseorang agar jalan ini lancar kembali, seperti di otak ini tidak bisa berpikir tertutup sesuatu, nah orang yang memiliki ilmu tinggi dan banyak bisa membuka pikiran itu sehingga bisa berfikir lebih luas. Ada cendikiawan yang berkata, harus punya letupan-letupan, keran-keran kebaikan dibuka."
Pak Sridadi berkesempatan untuk berpesan kepada mahasiswa bahwa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, jangan hanya belajar ilmu melulu, tapi juga belajar Al-Quran. Keilmuaan didukung dengan akhlak yang baik itu akan bermanfaat.
FT/AI Editor/TS