Tingkatkan Keterampilan Berbicara dan Bangun Kepercayaan Diri, FT UNS Selenggarakan Public Speaking Training

15 December, 2021

FT UNS - Keterampilan berbicara dan memiliki rasa percaya diri yang baik merupakan hal yang krusial dalam berkomunikasi di era sekarang. Hal ini dapat berguna untuk meningkatkan kepercayaan orang lain, membangun relasi termasuk menyampaikan ide atau informasi secara tepat. Melihat pentingnya keterampilan tersebut, Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan Public Speaking Training pada Jumat (10-12-2021) di Ballroom Indraprastha UNS INN dan zoom meeting room guna membekali mahasiswa teknik dengan kemampuan public speaking yang baik.

Turut hadir pula, Wakil Dekan Bidang Akademik Riset, dan Kemahasiswaan FT UNS, Dody Aryawan, S.T., M.T., Ph.D. Dalam sambutannya ia berharap kegiatan training dapat bermanfaat untuk melatih kemampuan berbicara di depan umum. “Ini tentunya akan menjadi pembelajaran yang sangat bagus terutama untuk adik-adik civitas Fakultas Teknik ini. Saya harap acara ini bisa bermanfaat dan saya yakin sangat bermanfaat bagi kita semua,” ujar Wakil Dekan 1 FT UNS tersebut.

Trainer yang dihadirkan merupakan Founder Speaking.id, yakni Zahra Noor Eriza, S.I.Kom, M.M. Materi yang disampaikan meliputi Teknik Dasar Public Speaking (Dasar Public Speaking, Riset Audiens, Melatih Tone Vokal yang Positif); Visual and Storytelling (Menyusun Storytelling, Desain Presentasi Kreatif); dan Praktik sekaligus Evaluasi (Teknik Mic-ing, Mengolah Bahasa Tubuh, Praktik Presentasi). Dalam materinya, ia mengungkapkan ketika berbicara di depan umum, banyak orang yang mungkin memiliki gelaja fisik berbeda-beda, seperti deg-degan, tangan gemeteran, bahkan ada yang fobia. Ia membagikan tips mengatasi hal tersebut, yakni dengan melakukan 3P (Pengetahuan, Penampilan, Penyampaian).

“Ketika presentasi ada tiga pesan yang disampaikan. Pertama adalah pesan vokal, cara kita berbicara bukan apa yang dibicarakan, tapi caranya bagaimana. Kedua, pesan visual: bagaimana caranya berdiri, caranya megang mikrofon, baju yang dipakai, slide presentasi yang ditampilkan. Ketiga adalah pesan cerita/pesan yang disampaikan,” jelas Zahra Noor Eriza, S.I.Kom, M.M.

Komunikasi vokal berkaitan dengan lisan, komunikasi visual berkaitan dengan apa yang bisa dilihat, sedangkan komunikasi non verbal berkaitan dengan body language. Untuk dapat melakukan komunikasi secara baik, founder speaking.id tersebut menuturkan pentingnya posisi tubuh berdiri, memperhatikan ekspresi wajah, gesture pegang mikrofon, yang semuanya tersebut ada tekniknya. Teknik penyampaian vokal yang baik ialah memahami artikulasi, intonasi, aksentuasi, tempo, dan tone.

“Vokal mempunyai kekuatan untuk mencuri perhatian audiens. Tips buat temen-temen agar intonasi dapat terdengar dengan jelas adalah temponya jangan kecepetan, kalau ngomongnya kecepetan intonasi tidak terdengar jelas. Yang kedua, aksentuasi/penekanan kata. Ada satu lagi teknik vokal yang secara instan membuat suara temen-temen enak didengerin yaitu ton/emosi suara, tekniknya disebut smiling voice/smiling face, berbicara dengan menambahkan ekspresi tersenyum,” tambahnya.

Selanjutnya, ia menjelaskan mengenai tiga tahapan penting dalam persiapan presentasi, yakni memahami tujuan, audiens, dan materi. Sebelum presentasi penting dicari tujuannya, tujuan dapat berupa informatif, demonstratif, persuasif, maupun decision making, karena berbeda tujuan beda pula cara membawakan presentasinya. Kemudian, terkait audiens ialah dicari tahu terlebih dahulu, Siapa mereka? Berapa banyak yang hadir? Apa latar belakangnya? Domisili asal? Termasuk apa relevansi dengan topik?.

“Pada tahap persiapan materi, susun materi dengan baik, tambahkan storytelling. Pembukaan setidaknya mencakup salam, menyapa audiens, perkenalan diri, dan menyampaikan topik. Setelah pembukaan, tidak disarankan langsung ke isi, beri jembatan/ bridging terlebih dahulu bisa dengan cerita pribadi, anekdot, WOW data, interaksi, pertanyaan retoris. Kemudian, pada bagian isi tekankan pada Apa? Mengapa? Bagaimana? Jika sudah selesai jangan buru-buru ditutup, beri highlight terlebih dahulu berupa kesimpulan/rangkuman. Baru kemudian ditutup bisa dengan call to action maupun kutipan inspiratif,” terangnya.

Tidak ketinggalan, ia pun memberikan tips membuat slide, yakni dengan rumus 10.20.30. Artinya, dalam waktu 20 menit slide yang ditampilkan tidak lebih dari 10 slide dengan tampilan font sebaiknya di atas 30 supaya dapat terbaca dengan jelas. Selanjutnya, tips lain ialah mengurangi penulisan kalimat yang padat di dalam slide, memberikan point-point penting, menyederhanakan teks dalam bentuk gambar atau sekadar tulisan pertanyaan yang mana jawabannya harus dijawab dengan improvisasi. Tidak perlu menggunakan banyak warna, ia pun menyarankan dalam penggunaan font sebaiknya memilih tipe serif (Times New Roman, Garamond, Book Antiqua, Palatino Linotype, Bookman Old Style) atau San Serif (Arial, Futura, Avant Grade, Century, Gothic, Bitsream Vera Sans) dan menghindari penggunaan tulisan tangan atau latin.

“Font-font yang terlihat lucu tapi enggak bikin temen-temen keliatan profesional jangan dipakai, serif sama sanserif aja,”

Terakhir, ia berpesan untuk tidak meninggalkan bahasa tubuh ketika berkomunikasi di depan umum. Hal tersebut menyangkut postur, kontak mata, ekspresi wajah, dan gerakan tangan.
“Vokalnya bagus, slide presentasinya menarik, pembawaan meyakinkan, bahkan sampai urusan pegang mikropon diperhatikan. Itulah mengapa di kesempatan siang ini tiga hal tadi sudah dipelajari, 3P, ada pengetahuan, temen-temen belajar tahu bagaimana penampilan, body language, pegang mikropon, mempelajari teknik penyampaian vokal yang enak didengar, sehingga dapat tampil dengan profesional.” pungkasnya. HUMAS FT/FAT. Editor/ KNH