Usung Mesin Roasting Wijen Guna Meningkatkan Kapasitas UMKM Penggilingan Cabuk Rambak, Desa Kwarasan, Kec, Grogol, Kab. Sukoharjo

27 September, 2022

FT UNS - Grup Riset Teknologi dan Pemrosesan Material Non Logam (Non Metal Materials Processing and Technology) Program Studi Teknik Mesin FT UNS telah menuntaskan proyek riset grup dengan tajuk, “Mesin Roasting Wijen untuk Peningkatan Kapasitas Produksi UMKM Penggilingan Cabuk Rambak Desa Kwarasan, Grogol, Sukoharjo.” Tim grup riset ini diketuai oleh Dr. Ir. Wijang Wisnu Raharjo, M.T. dengan anggota tim diantaranya: (1) Prof. Dody Ariawan, S.T., M.T., Ph.D., (2) Dr. Wahyu Purwo Raharjo, S.T., M.T,. (3) Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, S.T., M.T., dan (4) Dr. Bambang Kusharjanta, S.T., M.T. Proyek ini telah selesai pada tanggal 24 Juli 2022.

Cabuk Rambak berasal dari kata “Cabuk” dan “Rambak”. Cabuk mengacu pada wijen yang merupakan bahan utama sausnya sedangkan Rambak adalah kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau. Dulunya, cabuk rambak ini memang dihidangkan bersama kerupuk kulit atau rambak namun karena harga rambak semakin mahal maka kerupuk kulit ini diganti dengan kerupuk nasi (karak) yang kemudian kerupuk nasi ini juga disebut dengan nama “Rambak”. Umumnya bisa ditemukan di penjual nasi liwet di daerah Solo.

Cabuk rambak biasanya digunakan sebagai makanan sela atau camilan tradisional karena porsinya yang sedikit sehingga tidak terlalu mengenyangkan. Isi utama kuliner ini yakni ketupat yang diletakkan pada pincuk daun pisang, kemudian disiram dengan saus wijen kelapa khas Kota Solo dan disantap dengan rambak (karak).

Dahulu, cabuk rambak dibuat dari ampas wijen yang telah diambil minyaknya. Namun, cabuk rambak yang dipakai saat ini adalah wijen utuh tanpa diambil minyaknya. Salah satu faktor kelangkaan cabuk rambak saat ini yaitu masih sedikit penjual cabuk rambak yang belum memiliki alat sangrai/alat roasting wijen. Penjual cabuk rambak umumnya masih menggunakan wajan dalam proses roasting wijen. Padahal dalam proses roasting wijen, alat yang digunakan harus bersih dari campuran bahan lainnya dan berkapasitas kurang lebih 1 Kg dalam sekali roasting wijen.

Grup Riset Struktur dan Material Fungsional melalui skema pengabdian ini membantu mewujudkan prototipe mesin roasting wijen yang bersih dan efisien. Dengan demikian, dalam proses roasting wijen akan lebih mudah dilakukan. Mesin roasting wijen telah selesai didesain, proses selanjutnya yaitu proses pemotongan dan proses tekuk pada bagian cover mesin. Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan pembubutan poros agar diameter poros dapat masuk ke drum yang sudah dirancang. Selanjutnya bagian-bagian mesin yang sudah ditekuk di-assembly beserta komponen kelistrikannya. Mesin roasting wijen dijadwalkan selesai pada tanggal 24 Juli 2022. Kegiatan dokumentasi pada sebagian proses perakitan telah dilakukan.

HUMAS FT/DIF EDITOR/ KNH